Jakarta (ANTARA News) - Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Basuki T Purnama dan Djarot Saiful Hidayat berkomitmen untuk menjadikan Ibu Kota Jakarta yang berpancasilais.

"Basuki-Djarot berkomitmen jadikan Jakarta yang mengedepankan Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI. Kita menentang keras menjadikan Jakarta bersyariah," kata juru bicara Basuki-Djarot (Badja), Zuhairi Misrawi kepada wartawan, di Jakarta, Selasa.

Hal itu dikatakan Gus Mis, sapaan Zuhairi Misrawi menanggapi bertebarannya spanduk bernada sentimen agama, spanduk bertuliskan "Jakarta Bersyariah" yang terpampang wajah pasangan calon nomor urut tiga, Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Menurut dia, kebhinekaan menjadi suatu yang mutlak bagi Jakarta. Keberhasilan negeri ini karena mampu merawat kebhinekaan.

"Kami minta Bawaslu, KPU, dan kepolisian bertindak tegas bagi pasangan lain yang membawa isu SARA dalam pilkada DKI Jakarta putaran kedua ini," katanya.

Baca juga: (Polisi tangani dugaan politik uang pendukung Basuki-Djarot)

Sementara itu, pengamat politik Arbi Sanit mengatakan, spanduk-spanduk bertuliskan "Jakarta Bersyariah" bertentangan dengan prinsip-prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Ia mengingatkan, setiap warga negara tetap berkewajiban untuk membela dan mendukung utuhnya NKRI.

"Setiap warga negara Indonesia berkewajiban membela dan mendukung NKRI. Aparat negara wajib mengawasi dan mengontrol sikap dan tindakan siapa pun yang bertentangan dengan NKRI," katanya.

Menurut dia, bila spanduk itu benar, berarti memang diduga ada rencana untuk menjadikan Jakarta sebagai daerah syariah. Diduga pula ada pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta yang berupaya untuk memulai "Islamisasi" Indonesia dari Jakarta jika mereka terpilih.

Munculnya spanduk "Jakarta Bersyariah" sudah disanggah Ketua Tim Sukses Anies-Sandi, Mardani Ali Sera. Pihaknya kini juga sedang melakukan pemetaan atas upaya kampanye hitam tersebut.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017