...sebuah alat peledak khusus diledakkan di sebuah kereta di antara Stasiun Tekhnologichesky Institut dan Stasiun Sennaya Ploshchad sekitar pukul 14:40 waktu Moskow.Moskow (ANTARA News) - Komisi Penyelidikan Rusia (IC) menengarai ledakan di kereta api bawah tanah St. Petersburg sebagai serangan teroris. Pada saat bersamaan, para penyidik tidak mengecualikan faktor selain terorisme, kata juru bicara IC Svetlana Petrenko kepada kantor berita TASS.
"Penyelidikan kriminal dibuka di bawah Pasal 205 Kitab UU Hukum Pidana (UU Terorisme), tetapi para penyidik juga akan menyelidiki bersama hari penyelidikan lainnya," kata dia.
Para penyidik kini menyelidiki semua kemungkinan dari ledakan. Kepala IC Aleksandr Bastrykin telah menerjunkan departemen penyelidikan khusus IC untuk menyelidiki kemungkinan serangan teror.
"Dari temuan awal, sebuah alat peledak khusus diledakkan di sebuah kereta di antara Stasiun Tekhnologichesky Institut dan Stasiun Sennaya Ploshchad sekitar pukul 14:40 waktu Moskow. Ada beberapa korban. Sebuah tim beranggotakan para penyidik berpengalaman dan para spesialis forensik dari kantor pusat IC telah diterjunkan ke St. Petersburg," kata Petrenko.
(Baca Juga : Ledakan St Petersburg hampir pasti bom)
Para spesialis ini sudah lebih dulu berada di tempat kejadian perkara. Semua bagian dari bukti material penting tengah dikumpulkan, para saksi dan pekerja metro telah ditanyai, dan sejumlah korban telah diidentifikasi.
Temuan awal menunjukkan masinis telah benar menjalankan keretanya.
"Ledakan terjadi di antara kedua stasiun itu. Masinis sudah mengambil keputusan tepat untuk tidak menghentikan kereta, namun lanjut ke stasiun selanjutnya, yang memungkinkan secepatnya dilakukan evakuasi dan pemberian bantuan kepada yang terluka. Langkah ini membantu mencegah timbul korban lebih banyak lagi," kata Petrenko.
Pemerintahan St. Petersburg telah mengumumkan masa berkabung tiga hari mulai Selasa esok, tulis juru bicara gubernur St. Petersburg Andrey Kibitov dalam Twitter.
Menyusul insiden di St. Petersburg ini pengamanan di kota Moskow diperketat, demikian kantor berita TASS.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017