Semarang (ANTARA News) - Sejumlah sekolah menengah kejuruan di Kota Semarang, Jawa Tengah, menyewa genset (generator set) untuk mengantisipasi problem kelistrikan selama pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer (UNBK).

"Kami sewa genset selama empat hari pelaksanaan UNBK. Untuk antisipasi. Sehari biaya sewanya sekitar Rp500 ribu plus teknisi atau operatornya," kata Kepala SMK Negeri 4 Semarang Felix Yuniarto di Semarang, Senin.

Harga sewa sebesar Rp500 ribu/hari itu, menurut dia, hanya untuk posisi genset "stand by" di sekolah dan tidak digunakan, sementara jika dioperasikan harga sewanya bertambah, namun ia enggan menyebutkan angkanya.

Ia mengatakan sejauh ini pelaksanaan UNBK yang diikuti 551 siswa sekolah tersebut, ditambah sebanyak 11 siswa dari SMK Veteran Semarang berlangsung dengan lancar tanpa kendala berarti, termasuk problem kelistrikan.

"Dari PLN memang sudah diimbau untuk tidak mematikan listrik selama UNBK, tetapi kan kami tetap jaga-jaga jika listrik padam. Makanya, kami sewa genset dengan kapasitas sekitar 60 kilovolt dengan tiga fasa," katanya.

Pelaksanaan UNBK, kata dia, terbagi dalam tiga sesi yang berlangsung di tujuh ruang ujian dengan jumlah 190 peserta ujian/sesi, tetapi sekolah menyediakan 213 unit komputer yang sisanya diposisikan sebagai cadangan.

"Ada tujuh server utama di masing-masing ruang ujian. Akan tetapi, kami punya tiga server cadangan. Meski baru tahun ini melaksanakan UNBK, kami optimistis siap melaksanakan tanpa adanya hambatan yang berarti," kata Felix.

Senada dengan itu, Kepala SMK Negeri 8 Semarang Luluk Wibowo mengakui ketersediaan genset memang wajib bagi sekolah untuk mengantisipasi problem kelistrikan meski sudah ada jaminan dari PLN untuk tidak mematikan listrik.

"Kami sudah dua tahun ini melaksanakan UNBK. Sejauh ini, kendala yang harus diantisipasi adalah kepastian tentang listrik. Memang dari PLN sudah menjamin, tetapi faktor alam, dan sebagainya tetap harus diantisipasi," katanya.

Sekolah pun, kata dia, tetap menyewa genset untuk menjamin suplai listrik agar pelaksanaan UNBK selama empat hari ke depan berjalan lancar, namun pria ramah itu enggan menyebutkan biaya sewa yang harus dibayarkan.

"Faktor alam kan tidak bisa diprediksi, misalnya tiba-tiba ada pohon tumbang mengenai kabel listrik. Makanya, tetap harus sewa genset. Bahkan, genset di sini terus dihidupkan. Ya, buat jaga-jaga saja," katanya.

Jumlah peserta UNBK di SMK Negeri 8 Semarang, kata dia, ada 366 siswa yang melaksanakan ujian di tujuh laboratorium berfasilitas PC (personal computer), ditambah satu ruang ujian yang memakai laptop atau komputer jinjing.

"Idealnya memang memakai laptop karena suplai listrik dari baterai lebih lama. Namun, kan tidak mungkin pakai laptop siswa karena harus dikandangkan dulu. Harus pakai laptop milik sekolah. Kami punya 60 unit," pungkas Luluk.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017