"Fluktuasi nilai tukar rupiah cenderung menguat seiring dengan proyeksi inflasi Maret 2017 yang stabil," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Senin.
Ia mengemukakan, fokus pasar sedang tertuju pada inflasi dan indeks manufaktur yang dirilis pada hari ini (Senin, 3/4). Tren turun harga pangan serta harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang belum diubah menjadi salah satu faktor yang menjaga inflasi stabil.
Kendati demikian, lanjut dia, apresiasi rupiah dapat dibatasi oleh sentimen hawkish The Fed terhadap potensi suku bunga acuan AS yang akan dinaikkan lagi pada tahun ini di tengah meredupnya optimisme kebijakan fiksal Presiden AS Donald Trump.
Analis Binaartha Sekuritas reza Priyambada menambahkan secara tren, laju mata uang rupiah masih berpotensi menguat, dan diharapkan sejumlah data-data ekonomi yang sedianya akan dirilis pada pekan ini sesuai dengan ekspektasi pasar.
"Dengan begitu, mata uang rupiah dapat mampu melanjutkan apresiasinya terhadap dolar AS," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, pemerintah yang akan kembali mengeluarkan paket kebijakan dalam rangka pemerataan ekonomi, diharapkan juga dapat menjaga fluktuasi mata uang rupiah di area positif.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017