Moskow (ANTARA News) - Unjuk rasa antikorupsi melanda berbagai penjuru Rusia yang terjadi beberapa hari setelah Presiden Vladimir Putin mengakui bahwa Rusia menghadapi masalah korupsi negara.
Unjuk rasa itu melanda ibu kota Moskow dan sejumlah kota lainnya, tetapi jumlah demontran kali ini lebih kecil dari seminggu sebelumnya ketika warga Rusia turun ke jalan menuntut pemerintah melakukan reformasi guna mengatasi masalah ini.
Sekitar 30 demonstran ditahan Minggu waktu setempat di Moskow dekat Lapangan Triumfalnaya, lapor kantor berita TASS. Lapangan ini terbiasa dijadikan ajang demonstrasi kaum oposisi. Tujuh aktivis lainnya ditahan di dekat Lapangan Manezhnaya.
OVD-Info melaporkan bahwa 44 orang ditahan di Moskow di mana seorang pemuda yang membawa kitab konstitusi Rusia menjadi orang pertama yang ditangkap di Lapangan Manezhnaya.
Unjuk rasa kecil-kecilan juga melanda Saint Petersburg dan Samara, sedangkan demonstrasi terbesar terjadi di Novosibirsk ketika ratusan orang menggelar protes antikorupsi demi menunjukkan solidaritas kepada mereka yang ditangkap penguasa.
Koordinator unjuk rasa Alexei Navalny mengklaim 1.000 orang berunjuk rasa di Novosibirsk, namun yang lain hanya mengatakan ratusan orang saja.
Polisi Moskow Jumat pekan lalu sudah mengingatkan bahwa setiap unjuk rasa di Moskow akhir pekan akan dianggap tidak berizin karena tidak ada permintaan izin unjuk rasa ke Balai Kota Moskow.
"Lembaga-lembaga penegakkan hukum akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan demi menjamin keselamatan warga dan pengunjung ibu kota," kata polisi seperti dikutip CNN.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017