Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) kemungkinan akan kembali menurunkan suku bunganya (BI Rate) paling lambat dua bulan mendatang hingga mencapai 8,5 persen, karena berbagai indikator ekonomi sangat mendukung pergerakan tersebut. "Penurunan BI Rate dua bulan mendatang menjadi 8,5 persen sangat memungkinkan, apalagi inflasi terus turun," kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, Rabu. Menurut dia, BI Rate untuk bulan depan kemungkinan masih di level 8,75 persen, karena berbagai bahan baku (sembako) cenderung menguat seperti harga minyak goreng. Namun kenaikan harga minyak goreng itu pengaruhnya belum besar seperti kenaikan harga beras beberapa waktu lalu, katanya. Meski demikian, lanjutnya inflasi year on year pada tahun ini yang diperkirakan mencapai 6 persen akan tercapai, karena itu BI Rate untuk mencapai level 8,5 persen sangat memungkinkan. "Kami optimis suku bunga acuan BI (BI Rate) ke 8,5 persen ke arah sana sangat memungkinkan," tegasnya. Ia mengatakan, ruang untuk penurunan suku bunga acuan tersebut masih cukup besar melihat dinamika pertumbuhan ekonomi. "Kalau dinamika pertumbuhannya seperti ini kemudian likuiditas internasional yang begitu banyak dan target inflasi kemungkinan tercapai saya kira ruang untuk penurunan masih ada," katanya. Wapres Yusuf Kalla sebelumnya mengatakan, BI diharapkan akan kembali menurunkan suku bunga acuan itu hingga di level 8,5 persen Dengan turunnya kembali BI Rate, maka perbankan akan menyesuaikan tingkat bunga kreditnya yang pada gilirannya memicu ekonomi nasional tumbuh lebih cepat, katanya. Bank yang baik bukan karena laporan neraca keuangannya baik namun perbankan yang bisa memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat. "Bank yang sehat bukan karena neraca keuangannya baik, tapi yang memberikan banyak manfaat kepada masyarakat," kata Kalla. Menurut Wapres, perbankan diibaratkan sebagai jantung perekonomian bangsa. Karena itu maju-mundurnya dan berani-tidaknya, baik buruknya pertumbuhan ekonomi akan sangat tergantung pada perbankan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007