Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 26 korban yang tertimbun tanah longsor di Desa Banaran, Kabupaten Ponorgo, Jawa Timur, hingga Minggu petang belum ditemukan, kata Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

"Tidak mudah mencari korban. Lokasi longsor luas dan material yang menimbun rumah dan korban juga tebal," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo P Nugroho, menjawab melalui pesan elektronik, di Jakarta, Minggu.

Petugas gabungan sebanyak 1.655 personel, Minggu, baru menemukan dua korban longsor dalam keadaan meninggal dunia.


Lokasi longsor cukup luas dan lapisan tanah yang menimbun korban sangat tebal, bahkan di beberapa lokasi, tebalnya mencapai 20 meter. "Selain itu juga faktor cuaca, aksesibilitas menuju lokasi, keterbatasan peralatan dan komunikasi, serta bahaya susulan longsor," ujar dia.

Hujan deras Minggu siang ini menghentikan sementara operasi SAR. Sementara itu, tujuh alat berat sudah dikerahkan di lokasi longsor.

Menurut data korban BNPB, dari 35 Kepala Keluarga atau 128 jiwa yang terdampak langsung, 100 jiwa berhasil menyelamatkan diri dan 28 jiwa tertimbun longsor. Korban yang berhasil menyelamatkan diri tidak sempat membawa apa-apa saat longsor menerjang rumahnya.

Sebanyak 100 korban selamat tersebut kini mengungsi di rumah kepala desa dan keluarga terdekat. Jumlah pengungsi juga ditambah 200 orang warga sekitar bencana longsor yang takut bencana longsor susulan.

"Pengungsi banyak yang masih trauma karena anggota keluarga yang hilang dan kondisi saat longsor yang menerjang disertai bunyi gemuruh," ujar dia.

"Pengungsi memerlukan bantuan kebutuhan dasar, seperti makanan, air bersih, pakaian, selimut, dan kebutuhan lainnya.," tambah dia. Bantuan terus berdatangan dari pemerintahan setempat, organisasi masyarakat, dan lain-lain.

Pewarta: Indra Pribadi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017