Kepala Divisi Komunikasi BEI Yulianto Aji Sadono dalam keterangan resmi di Jakarta Minggu mengemukakan bahwa sejalan dengan penguatan IHSG, nilai kapitalisasi pasar saham juga meningkat sebesar 5,24 persen menjadi Rp6.055,23 triliun dari Rp5.753,61 triliun pada akhir 2016 lalu.
"Di sepanjang kuartal pertama 2017, IHSG dan nilai kapitalisasi pasar BEI berkali-kali berhasil melampaui rekor tertinggi sepanjang masa. Pencapaian tertinggi level IHSG dan nilai kapitalisasi pasar BEI terakhir terjadi pada Kamis (30/3) silam dengan ditutup di level 5.592,95 poin dengan nilai kapitalisasi Rp6.078 triliun," paparnya.
Sementara itu, ia juga mengemukakan bahwa laju IHSG selama sepekan terakhir ini atau periode 27-31 Maret 2017 tercatat mengalami kenaikan tipis 0,02 persen dari posisi pekan sebelumnya 5.567,13 poin, nilai kapitalisasi pasar pada periode itu juga meningkat 0,08 persen.
Secara terpisah, Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan bahwa sentimen makroekonomi domestik yang relatif cukup kondusif di sepanjang kuartal pertama tahun ini menjadi salah satu faktor yang menopang IHSG.
"Laju inflasi yang stabil, meningkatnya cadangan devisa Indonesia hingga neraca perdagangan yang surplus menandakan ekonomi domestik cukup kondusif," katanya.
Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere menambahkan bahwa kinerja IHSG yang positif itu juga seiring dengan sebagian investor yang melakukan aksi "window
dressing" pada akhir kuartal pertama 2017.
"Sentimen window dressing itu telah membuka peluang bagi IHSG untuk bergerak di area positif," katanya.
Fenomena Window Dressing adalah suatu kondisi dimana harga saham di bursa cenderung menguat. "Windows dressing" bisa terjadi pada setiap kuartal seiring dengan laporan keuangan emiten keluar. Tetapi efek paling besar terjadi pada akhir tahun.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017