Kuala Pembuang, Kalimantan Tengah (ANTARA News) - Nelayan di pesisir Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, menemukan ikam mola (Mola mola) sepanjang dua meter dan lebar 1,5 meter dengan berat lebih dari 200 kilogram.

"Ikan itu kami temukan pada saat pulang melaut di sekitar perairan Gosong Buaya Desa Sungai Bakau Kecamatan Seruyan Hilir Timur," kata salah satu nelayan, Mustofa, di Kuala Pembuang, Minggu.

Nelayan asal Desa Sungai Undang, Kecamatan Seruyan Hilir, itu menceritakan ikan raksasa dengan bentuk tidak biasa itu ditemukan saat ia bersama empat rekannya pulang melaut sekitar pukul 10.30 WIB.

Saat itu mereka melihat ada benda besar mengapung yang terbawa gelombang. Karena penasaran, akhirnya mereka mengarahkan kapal mendekati benda besar yang ternyata ikan.

"Ikan masih bernafas namun kelihatan lemah, kemudian ikan itu kita angkat ke atas kapal. Kami sempat kesulitan mengangkat ikan karena cukup berat. Tidak lama setelah di atas kapal ikan itu mati," katanya.

Mustofa yang telah belasan tahun jadi nelayan mengaku tidak pernah melihat ikan dengan bentuk aneh, yakni tanpa ekor dengan sirip berada di bawah dan di atas.

"Kalau bentuk kepala mirip ikan buntal, badan mirip bawal, sedang sirip mirip hiu, jadi bentuknya unik," katanya.

Ikan berukuran besar itu kemudian di letakkan nelayan di Pangkalan Pendaratan Ikan Kuala Pembuang.

Bentuknya yang aneh membuat ikan itu menjadi tontotan warga dan hanya sedikit warga yang mengenal ikan itu sebagai ikan mola atau dalam bahasa setempat, "ikan mula-mula".

Berdasarkan berbagai sumber, ikan mola memilik banyak nama, namun ikan tanpa sirip ekor itu umumnya disebut dengan ikan matahari atau oceanic sunfish.

Ikan mola merupakan salah satu ikan langka dan terancam punah. Geraknya yang lambat membuat ikan itu rentan terhadap serangan predator laut dan perburuan ilegal.

Ikan mola adalah ikan bertulang belakang terberat di dunia dengan berat rata-rata 2,2 ton. Bahkan yang lebih besar pernah tercatat dengan beratnya mencapai 5,1 ton.

Di Indonesia ikan mola dengan berat mencapai 1,5 ton pernah ditemukan di perairan Teluk Palu, Sulawesi.

Pewarta: Fahrian Adriannoor
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017