Jakarta (ANTARA News) - Kejahatan cyber selalu mengintai karena penjahat cyber tidak menghargai data kita yang sangat kita jaga.
Bisa saja Anda menganggap tidak ada suatu hal yang disembunyikan atau Anda tidak keberatan jika seseorang membaca pesan pribadi.
Namun, bagaimana jika informasi pribadi tersebut dijadikan alat untuk memeras Anda?
Dengan merangkai informasi yang terkumpul, hacker dapat mencuri identitas Anda atau uang dari akun online Anda.
Mereka dapat menjadi malapetaka dengan mengunci akun Anda sehingga tidak dapat diakses, menghapus informasi di akun Anda atau bahkan bertindak lebih jauh seperti menghubungi orang lain dengan mengatasnamakan diri Anda.
Menurut suatu survey terbaru, 97,6% Orang Indonesia menganggap berharganya data mereka di online namun kurang dapat menjaganya
Survey yang dilakukan Avast tersebut, dilakukan terhadap 700 orang Indonesia untuk mencari tahu bagaimana mereka menilai dan melindungi data di akun online mereka.
Avast, seperti disebutkan dalam siaran persnya, ingin mencari tahu bagaimana orang-orang menganggap berharganya data mereka yang tersimpan di akun online, namun juga bagaimana mereka melindungi informasi mereka agar terhindar jatuh ke tangan yang salah.
Email masih menjadi layanan online yang paling banyak digunakan oleh pengguna di Indonesia yaitu sebanyak 47.1%, diikuti oleh Facebook dengan 29.5%.
Berikut rincian akun pengguna di Indonesia yang dianggap bernilai di atas 100 dolar :
- 62.5% Amazon
- 48.2% LinkedIn
- 43.9 Dropbox atau akun penyimpanan cloud lainnya
- 41% WhatsApp atau layanan mengirim mengirim pesan lainnya
- 35.3% Email
- 34.8% Snapchat
- 34.6% Twitter
- 33% Facebook
Fakta menunjukkan email adalah yang paling banyak digunakan dan sebagai akun online terpenting bagi pengguna di Indonesia, namun pengguna menganggap informasi yang lebih berharga terdapat di akun Amazon.
Ketika sebagian besar dari kita menganggap informasi yang tersimpan di akun bersifat berharga, penjahat cyber tampaknya tidak setuju.
Penjahat cyber dapat mencuri informasi akun meliputi nama pengguna, kata sandi dan rincian kartu kredit melalui pembobolan keamanan serta menjual data tersebut di darknet hanya seharga 2 dolar atau kurang tergantung nilai tukar Bitcoin.
Dua dari lima pengguna di Indonesia (42.9%) tidak yakin mengenai akan keamanan data pribadi mereka.
Lebih dari 35% orang Indonesia tidak pernah mengganti kata sandi mereka meskipun telah diperingati tentang adanya pembobolan data dan 66.3% pengguna mengganti kata sandi pada website yang diretas namun tindakan serupa tidak dilakukan untuk website lain.
Penjahat cyber sering menggunakan informasi pribadi yang didapatkan melalui pembobolan data ke akun lain dengan harapan akun lain tersebut menggunakan kata sandi yang sama.
Database yang berisi data curian sering muncul di darknet setelah beberapa tahun terjadinya pembobolan data, penjahat cyber lain akan membelinya dan penyalahgunaan pun kemungkinan berlanjut.
Inilah alasan sebaiknya penguna mengganti kata sandi secara rutin.
Jika kata sandi yang digunakan bersifat sederhana, misalnya hanya berisi huruf, beberapa karakter dan tanpa karakter spesial atau nomor, hacker dapat dengan mudah menebak kata sandi tersebut.
Daftar berisi kata sandi yang umum digunakan akan dimanfaatkan oleh hacker untuk meretas suatu akun.
Password manager merupakan aplikasi yang dapat membantu Anda dengan menghasilkan kata sandi yang kuat dan unik untuk semua akun Anda serta dengan mudah mengganti kata sandi secara rutin.
Sayangnya, hanya 3.2% dari responden yang menggunakan password manager untuk melindungi akun mereka.
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017