Jakarta (ANTARA News) - Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan kembali peringkat untuk PT Indosat Tbk. (ISAT) dan outstanding Obligasi II/2002, Obligasi III/2003 dan Obligasi IV/2005 seluruhnya berjumlah Rp4,39 triliun pada "idAA+". Sementara untuk Obligasi Syariah-Mudharabah I/2002 dan Obligasi Syariah-Ijarah II/2005 sejumlah Rp460 miliar ditetapkan kembali pada peringkat "idAA+(sy)", kata analis Pefindo Salyadi Saputra dalam sebuah pernyataannya di Jakarta, Rabu. Pada waktu yang sama, Pefindo memberikan peringkat "idAA+" atas rencana penerbitan Obligasi V/2007 sejumlah sebanyak-banyaknya Rp2,7 trilun dan peringkat "idAA+(sy)" atas rencana penerbitan Obligasi Syariah-Ijarah III/2007 sebesar Rp300 miliar, katanya. Prospek untuk peringkat tersebut stabil dan berlaku untuk periode 9 April 2007 hingga 1 Mei 2008, tambahnya. Menurutnya, peringkat tersebut mencerminkan industri selular yang menguntungkan, posisi pasar perusahaan yang kuat dan perlindungan arus kas yang stabil. "Namun, peringkat tersebut diperlemah oleh ekspansi yang agresif dan persaingan yang ketat di industri telekomunikasi," tambahnya. Indosat pada mulanya didirikan pada 1967 sebagai operator jasa komunikasi internasional ekslusif. Menyusul liberalisasi industri telekomunikasi, Indosat dikembangkan ke dalam sebuah provider jasa jaringan penuh (full network service provider), mecakup selular, telepon tetap ( fixed line), MIDI, dan jasa telekomunikasi lainnya. Per 31 Desember 2006, Indosat 40,81 persen dikuasai i oleh Indonesia Communications Limited, Mauritius dan Indonesia Communications Pte. Ltd., Singapura yang keduanya 75 persen dimiliki oleh Singapore Technologies Telemedia (STT) Communications Ltd, 14,29 persen dikuasai Pemerintah Indonesia dan 44,90 persen dikuasai pihak lainnya termasuk publik dengan kepemilikan masing-masing di bawah lima persen. PT Indosat Tbk memutuskan meningkatkan nilai obligasi yang akan diterbitkan dari sekitar Rp2 triliun menjadi Rp3 triliun, menyusul tingginya permintaan. Keterangan tertulis Indosat, menyebutkan, rencana peningkatan nilai penawaran obligasi tersebut sudah disampaikan kepada Bapepam. Berdasarkan masa penetapan nilai obligasi periode 18-30 April 2007, terjadi kelebihan permintaan, maka nilai penawaran dinaikkan menjadi Rp3 triliun dari sebelumnya Rp2 triliun. "Kami berterimakasih kepada investor yang percaya terhadap bisnis Indosat. Seperti kami sebutkan, hasil penerbitan obligasi ini akan digunakan untuk menambah belanja modal setidaknya satu miliar dolar AS," ujar Deputy President Director PT Indosat. Ia juga menjelaskan, pada tahun 2007, perusahaan berencana menambah pembangunan jaringan telekomunikasi dengan menambah menara radio pemancar (base transceiver station/BTS) sekitar 3.500-4.000 BTS baru. Tingginya permintaan investor yang mendekati dua kali lipat dari nilai yang ditawarkan itu, menunjukkan tingginya keyakinan terhadap Indosat, berlanjutnya bisnis perusahaan serta adanya jaminan kepada pemegang obligasi. Sebelumnya, obligasi Indosat direncanakan dalam bentuk obligasi konvensional, Indosat Bond V, senilai Rp1,7 triliun, dan Sukuk Ijarah II, senilai Rp300 miliar yang telah diumumkan pada publik ekspos yang dilakukan pada 18 April 2007. Kupon obligasi (seri A) berjangka waktu 7 tahun dengan kisaran dari 10,15 persen hingga 10,50 persen, dan jangka waktu 10 tahun (serie B) berkisar 10,65 persen hingga 10,90 persen. Sedangkan untuk sukuk ijarah, bekisar antara Rp30,45 miliar hingga Rp31,50 miliar per tahun. Indosat akan memfinalisasi penerbitan obligasi konvensional dan sukuk ke pasar modal pada pekan ini, yang keduanya diperkirakan terbit pada 29 Mei 2007, di Bursa Efek Surabaya (BES). (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007