Jakarta (ANTARA News) - Menteri Negara BUMN, Sofyan Djalil, mengatakan, terlalu banyak regulasi justru berpotensi menghambat ruang gerak perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). "Banyak regulasi bagus, tetapi kalau terlalu banyak namanya membatasi," kata Sofyan Djalil dalam sambutannya ketika serah terima jabatan dengan Meneg BUMN terdahulu Sugiharto, di Jakarta, Rabu. Ia mengatakan, idealnya regulasi menjadi pagar, yang aman, yang dapat memberikan ruang gerak cukup bagi perkembangan BUMN. Selain itu, BUMN juga mestinya mempunyai level "playing field" yang sama dengan perusahaan swasta sehingga lebih kompetitif. Pada kesempatan itu, Sofyan tidak banyak memberikan janji terkait penempatannya di pos baru sebagai Meneg BUMN. Namun dirinya bertekad untuk selalu memberikan nilai tambah terhadap apapun yang dikerjakannya. "Kalau saya pulang BUMN telah menjadi lebih baik dari saat ini, itu berarti saya telah memberikan nilai tambah kepada BUMN," katanya. Ia mengaku mendapat beban yang tidak ringan menempati pos baru dan menjabat sebagai Meneg BUMN menggantikan tugas Sugiharto. Hal itu mengingat tantangan BUMN yang besar, tahun ini saja Capital Expenditeur (Belanja Modal) yang ditargetkan sebesar Rp114 triliun dan pada 2008 meningkat menjadi Rp150 triliun.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007