Swedia tidak kebal."
Stockholm (ANTARA News) - Perdana Menteri (PM) Swedia Stefan Lofven mengatakan "kekuatan-kekuatan asing" kemungkinan sedang berupaya mencampuri proses pemilihan umum (Pemilu) 2018 di negerinya.
"Sekarang semakin terlihat bahwa kekuatan-kekuatan asing sedang berusaha mempengaruhi pemilihan di seluruh dunia," ujarnya.
Oleh karena itu, ia mengemukakan bahwa pertahanan keamanan dunia maya Swedia akan diperkuat.
"Swedia tidak kebal," ujarnya kepada para wartawan.
Ia menimpali, "Kami mencatat ada operasi-operasi yang dilancarkan untuk mempengaruhi Pemilu Swedia, dan kami memperkirakan bahwa operasi semacam itu mengincar pemilihan tahun depan."
Lofven mengatakan Badan Darurat Sipil Swedia akan mendapatkan tambahan alokasi dana senilai 10 juta kroner (sekitar Rp14,8 miliar) bagi langkah baru untuk menjaga keamanan dunia maya.
Angkatan bersenjata dan badan kontraintelijen Swedia, Sapo, juga telah diperintahkan untuk memperkuat tugas yang berhubungan dengan pemilu pada September 2018.
Sapo mengatakan pihaknya telah melakukan penyelidikan terhadap serangan-serangan yang mengincar berbagai target, seperti perusahaan energi, telekomunikasi, sektor keuangan dan pemerintah pada 2016.
Badan intelijen itu mengemukakan meyakini bahwa serangan-serangan itu dilakukan oleh seorang pelaku yang didukung suatu pemerintahan, tapi Sapo tidak mau menyebutkan negara yang dimaksud.
Namun, pihak Swedia mengarahkan identifikasinya ke Rusia sebagai ancaman terbesar secara umum terhadap keamanan.
Di Amerika Serikat (AS), pihak berwenang sedang melakukan investigasi terhadap dugaan bahwa Rusia berupaya membantu Donald Trump memenangi pemilihan presiden pada 2016.
Sementara itu, Jerman juga telah meningkatkan tingkat kewaspadaan terhadap serangan dunia maya menjelang pemilihan di negara itu pada September 2017, demikian laporan Reuters.
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017