"Sejauh ini Indonesia mampu mendeteksi dan meminimalisasi ancaman terorisme," kata Suhardi dalam "Breakfast Forum" Perkumpulan Masyarakat Energi dan Pertambangan BIMASENA di Jakarta, Jumat.
Pekan lalu, kata dia, delapan orang teroris berhasil diciduk dari lima tempat berbeda di Jawa Barat dan Banten, salah satunya tewas tertembak.
"Itu adalah bagian dari pencegahan dan perlindungan yang diberikan negara kepada masyarakat, termasuk para pengusaha," kata mantan Kabareskrim Polri itu.
Oleh karena itu, ia berharap para pengusaha termasuk di sektor pertambangan tetap tenang dalam menjalankan bisnisnya.
BNPT, kata Suhardi, terus melakukan upaya untuk mengendalikan dan mereduksi radikalisme dengan cara pencegahan dan penindakan serta dengan penanganan dari hulu ke hilir.
"Sejauh ini langkah-langkah itu sangat efektif. Bahkan banyak negara luar yang ingin belajar dari cara penanggulangan terorisme di Indonesia," kata dia.
Selain itu, BNPT terus melakukan langkah progresif untuk mengantipasi berbagai potensi ancaman terorisme, termasuk bersinergi dengan 31 lembaga dan kementerian terkait untuk menjalankan penanggulangan terorisme mulai dari hulu sampai hilir.
"Kami juga melibatkan lembaga-lembaga kemasyarakat seperti NU dan Muhammadiyah serta ulama untuk memberikan pemahaman agama yang benar. Kami juga menggandeng generasi muda dalam memerangi propaganda radikalisme dan terorisme di dunia maya," papar Suhardi.
Indonesia juga menjalin kerja sama dengan dunia internasional untuk membendung serangan terorisme mengingat kejahatan itu telah menjadi ancaman global, kata Suhardi.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017