Banda Aceh (ANTARA News) - Gubernur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) Irwandi Yusuf sudah menyurati Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk mencabut status rawan bagi daerahnya. "Saya telah mengirim surat meminta agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencabut status daerah rawan bagi Aceh, sebab dengan status itu dapat menganggu pihak-pihak yang ingin menanamkan investasinya di Aceh," katanya di Banda Aceh, Rabu. Hal itu disampaikan gubernur menanggapi situasi terakhir di Aceh pasca perjanjian damai Pemerintah dengan pihak Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Helsinki, Finlandia yang ditandatangani 15 Agustus 2005. Menurut gubernur, situasi keamanan di Aceh kini sudah kondusif, namun karena status daerah rawan saat konflik (darurat militer dan sipil) itu belum dicabut maka berdampak pada terganggunya iklim investasi sebagai upaya pemerintah membangun perekonomian daerah ini. "Saat konflik, Pemerintah pusat menetapkan status Aceh sebagai daerah darurat militer, kemudian darurat sipil. Menurut saya status Aceh darurat sipil belum dicabut. Karenanya saya minta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk mencabutnya," jelas dia. Ia menjelaskan dari kunjungannya ke beberapa negara untuk mengajak investor menanamkan investasinya di Aceh banyak yang masih menyatakan keraguannya dengan keamanan Aceh."Tapi yang berkembang di luar negeri justru Aceh masih rawan, sehingga investor masih ragu datang ke Aceh," tambah Gubernur Irwandi Yusuf. Dia menjelaskan ada tiga definisi rawan, masing-masing rawan kedaulatan, keutuhan dan keselamatan bangsa. "Saya jelaskan bahwa ketiga definisi itu tidak ada lagi di Aceh pasca penandatanganan MoU Helsinki, maka sangat tepat pemerintah pusat mencabut status rawan tersebut," jelasnya. Ketika ditanya tentang aksi teror dengan bahan peledak yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir, gubernur Irwandi menyesalkan tindakan tersebut dilakukan sekelompok kecil orang yang tidak menginginkan Aceh damai dan aman. "Itu tindakan yang sengaja diciptakan orang-orang yang tidak menginginkan situasi Aceh damai dan aman. Tindakan kriminal itu sudah ditindaklanjuti aparat kepolisian. Kelompok kecil yang mencoba merekayasa dengan teror itu sudah tercium," tegasnya. Terkait dengan adanya aksi perampokan dan tindak kekerasan bersenjata, gubernur menyatakan itu juga kriminal murni dan tidak hanya di Aceh, tapi di daerah lain juga sering terjadi. Karena itu, Irwandi Yusuf yang dilantik menjadi gubernur berpasangan dengan Muhammad Nazar (wakil gubernur) berkeyakinan bahwa pelaku teror bom dan pengguna senjata illegal di Aceh dalam waktu dekat akan tertangkap oleh aparat kepolisian.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007