Djakarta, 9 Maret 1959 (ANTARA News) - Suatu "duel" golok telah terdjadi hari Minggu pagi djam 04.00, antara seorang tjenteng komplek perumahan Kementrian Penerangan didesa Djelambar, Djalan Tanggerang, kontra seorang pendjahat, jang berachir dengan matinja pendjahat tersebut.
Menurut Kepala Res.Krim. Djakarta Raya PKB Saiud, seorang Tjenteng (Iban bin Aidin) dikomplek perumahan tersebut, sewaktu sedang mendjalankan tugasnja, tiba2 melihat sesosok tubuh manusia sedang mengkorek2 pintu dari sedjumlah rumah2 baru disitu jang belum ditempati.
Tjenteng tersebut segera menjorotkan lampu senternja kearah sosok tubuh jang dilihatnja itu sambil memberi perintah agar orang itu djangan lari.
Sosok tubuh tersebut jang rupanja adalah seorang pendjahat, telah memberi "sahutan" dengan mengeluarkan goloknja. Sang Tjenteng begitu melihat lawannja merebut golok, dengan gesit telah mentjabut pula goloknja, dan dengan tidak berpikir lagi, menjerbu sang pendjahat dengan golok terhunus hingga "tamu" tak diundang itu djatuh tersungkur mandi darah dan achirnja menemui adjalnja ketika itu djuga.
Dalam pemeriksaan jang segera dilakukan polisi setelah peristiwa itu dilaporkan oleh Tjenteng Ibun, diketemukan didalam saku orang jang sudah mati itu, lebih kurang 10 buah kuntji pintu, 2 buah obeng dan slot2, semua berasal dari kuntji2 dan slot2 rumah2 baru dikomplek tersebut jang rupanja sudah berhasil di-korek dan ditjopot oleh sang pendjahat.
Tjenteng Ibun untuk pemeriksaan selandjutnja ditahan untuk sementara oleh polisi.
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017