Semarang (ANTARA News) - PT Phapros, perusahaan farmasi nasional membagikan dividen sebesar Rp43,5 miliar atau 50 persen dari laba bersih perusahaan kepada pemegang saham pada tahun ini.
"Di sisi laba, kami mencatatkan pertumbuhan pada periode 2016 sebesar Rp87 miliar atau naik 38 persen dibandingkan 2015," kata Direktur Utama PT Phapros Barokah Sri Utami di Semarang, Kamis.
Hal tersebut diungkapkannya usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahun Buku 2016 yang digelar anak perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) itu di Hotel Patra Jasa Semarang.
Emmy, sapaan akrab Barokah menyebutkan pertumbuhan kinerja yang dialami Phapros itu berada jauh di atas pertumbuhan rata-rata industri farmasi nasional yang berada di angka 7,5 persen.
"Kontributor terbesar penjualan Phapros berasal dari segmen OGB (obat generik berlogo) dengan kontribusi penjualan selama 2016 mencapai Rp396,5 miliar atau 49 persen dari total penjualan," katanya.
Kalau untuk total penjualan selama 2016, kata dia, Phapros berhasil mencapai Rp816 miliar atau naik 18 persen dibandingkan periode 2015 dengan penjualan yang tercatat sebesar Rp691 miliar.
Yang jelas, kata dia, dalam RUPS tahun ini manajemen memaparkan capaian kinerja sepanjang 2016 dengan peningkatan kinerja, baik dari sisi penjualan maupun laba yang dihasilkan.
"Untuk terus meningkatkan performa dan kinerja, Phapros pada tahun ini menyiapkan berbagai rencana strategis, seperti peluncuran 8-10 produk baru sepanjang 2017," ungkapnya.
Produk-produk baru itu, kata dia, untuk kategori obat generik dan "ethical" yang akan terus digenjot untuk mencapai target penjualan yang sudah ditetapkan, yakni sebesar Rp1 triliun.
"Khusus obat generik, kami proyeksikan pertumbuhan penjualan tahun ini sebesar 46 persen atau Rp580 miliar. Tak hanya itu, kami juga membidik laba bersih naik 16 persen pada tahun ini," katanya.
Selain dari sisi penjualan dan laba, Phapros juga memiliki beberapa aksi perusahaan lainnya, seperti penerbitan Medium Term Notes (MTN) sebesar Rp200 miliar untuk mengoptimalisasi pabrik.
"Kami anggarkan pula capital expenditure (capex) sebesar Rp290 miliar. Sebagian dari nilai capex dan MTN itu akan digunakan untuk menambah kapasitas produksi pabrik," katanya.
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017