Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia (BI), Burhanuddin Abdullah, mengatakan pihaknya akan mengarahkan suku bunga acuan BI atau BI Rate ke 8,5 persen sesuai dengan asumsi suku bunga di APBN 2007. "Asumsi di APBN 8,5 persen sampai saat ini pikiran kita sampai ke 8,5 persen, tapi kita lihat nanti bagaimana dinamikanya," kata Burhanuddin, usai acara pelantikan menteri dan Jaksa Agung baru di Istana Negara, Jakarta, Rabu. Burhanuddin juga mengatakan ruang untuk penurunan suku bunga acuan tersebut masih cukup besar, melihat dinamika pertumbuhan ekonomi seperti saat ini. "Kalau dinamika pertumbuhannya seperti ini, kemudian likuiditas internasional yang begitu banyak dan target inflasi kemungkinan tercapai, saya kira ruang untuk penurunan masih ada. Seberapa besar kita lihat bulan ke bulan," katanya. Burhanuddin juga menjelaskan beberapa kendala akan dihadapi BI untuk mengarahkan suku bunga ke 8,5 persen, antara lain adalah target inflasi jangka panjang, seperti target inflasi pada 2008 yang sebesar 5,0 plus minus 1,0 persen. "Target itu cukup 'tight' karena kita punya kebiasaan yang sudah mengakar di masyarakat bahwa inflasi selalu double digit," katanya. Untuk mengubah itu, lanjutnya, BI akan mengubah prilaku bahwa dalam jangka panjang tingkat inflasi bisa satu digit atau lebih rendah. Sampai seberapa jauh inflasi akan diturunkan, kata Burhanuddin, adalah dengan membandingkan dengan laju inflasi negara tetangga pesaing Indonesia, seperti Malaysia dan Thailand. "Kalau sudah bisa empat sampai lima persen itu 'good for economy'," tambahnya. (*)
Copyright © ANTARA 2007