Manila (ANTARA News) - Kepolisian Filipina mengatakan Rabu bahwa serangan bom terakhir Selasa malam di wilayah selatan Mindanao yang menewaskan delapan orang dan melukai lebih dari 30 orang lainnya, berkaitan dengan kelompok teror Asia Tenggara, Jemaah Islamiyah (JI). Dalam serangan bom di sebuah pasar di Kota Tacurong di Sultan Kudarat itu ditemukan `sidik jari` JI, kata Inspektur senior Teng Tocao, kepala kepolisian provinsi Sultan Kudarat di Mindanao selatan, di mana ledakan itu terjadi. Jumlah korban ledakan tersebut terus meningkat menjadi delapan orang, menurut sumber-sumber kepolisian. Ledakan terjadi di sebuah rumah biliar dan menewaskan tiga orang di tempat kejadian, sedangkan korban luka mencapai sedikitnya 30 orang. Tocao mengatakan, lima orang lagi meninggal kemudian di rumah sakit. Polisi mengatakan, mereka sedang mengejar seorang yang dicurigai bernama Edris Sabal, yang diduga mempunyai kaitan dengan JI. Dia diduga orang yang berusaha meledakkan satu kantor polisi pada bulan lalu. Kepolisian dan militer Filipina juga mengejar dua orang pembom JI lainnya, yang bertanggungjawab atas pemboman di Bali pada tahun 2002 yang menewaskan 202 orang, yang sebagian besar terdiri turis Barat. Umar Patek dan Dulmatin diduga kini bersembunyi di suatu tempat di Mindanao, di bawah perlindungan para pemberontak Muslim dari Kelompok Abu Sayyaf. Sumber-sumber militer mengatakan, bahwa serangan bom Selasa itu mungkin dimaksudkan untuk menekan pihak militer, untuk meredakan operasi militer di Sulu terhadap pemberontak-pemberontak Abu Sayyaf. Kelompok Abu Sayyaf bulan lalu memenggal leher tujuh orang pekerja yang mereka culik di Sulu, untuk membalas operasi militer terhadap mereka belum lama. Beberapa negara Barat, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Australia dan Kanada telah mengeluarkan peringatan perjalanan ke Mindanao sebab dikhawatirkan terjadi serangan-serangan teroris, demikian Xinhua.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007