Baucau, Timor Leste (ANTARA News) - Calon presiden Timor Leste, Jose Ramos-Horta, mengatakan bahwa ia yakin akan keluar sebagai pemenang dalam pemilihan presiden di Timor Leste yang diselenggarakan Rabu. Pemilihan ini merupakan yang pertama kalinya diselenggarakan sejak negara kecil bekas provinsi ke-27 RI itu merdeka dari Indonesia. "Saya sepenuhnya tenang saja, apapun hasilnya, saya akan menang," kata pemenang Hadiah Nobel itu kepada AFP. Dia menghadapi kandidat Partai Fretilin yang berkuasa, Francisco Guterres, dalam pemungutan suara setelah keduanya tersaring dari pemungutan suara putaran pertama pada 9 April lalu. Pemenang Nobel ini mengemukakan dia memilih kota terbesar kedua Baucau untuk memberikan suaranya, setelah mempertimbangkan intimidasi dari para pemilih, manipulasi proses serta kurangnya para pengamat dalam pemungutan suara pada putaran pertama. "Saya berharap bahwa PBB siaga, korp diplomatik dan partai-partai politik, serta setiap orang lebih waspada dan memperhatikan, dan bahwa pemilihan ini dilaksanakan sebersih mungkin," katanya. Sekitar 100 orang mengantre dengan Ramos-Horta di sebuah sekolah dasar Nobel da Paz di Baucau, sebelah timur ibukota Dili. Sekolah itu didirikan oleh mantan Uskup Timor Leste, Carlos Filipe Ximenes Belo, dengan siapa Ramos-Horta mendapat Hadiah Nobel Perdamaian pada 1996, untuk perjuangannya mendesakkan kemerdekaan Timor Leste di panggung dunia. Ramos-Horta dilaporkan favorit untuk menang dalam pemilihan ini setelah sebagian besar dari enam calon lain yang kalah pada putaran pertama menyatakan memberikan dukungan kepadanya, dan menyerukan agar para pendukung mereka memilih Ramos-Horta. Lebih dari separoh penduduk Timor Leste dari sekitar satu juta penduduk terdaftar sebagai pemilih dalam pemilihan presiden untuk menggantikan Presiden Xanana Gusmao yang karismatik. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007