Dili (ANTARA News) - Presiden Timor Leste, Xanana Gusmao, setelah memberikan suaranya di TPS SD Balibar, Dili, Rabu, menyatakan tidak akan menjadi oposisi karena istilah itu tidak dia kenal. Xanana sekaligus menegaskan bahwa apapun hasil akhir pemilu presiden Timor Leste fase kedua ini harus diterima dengan lapang dada. "Demokrasi mengajarkan demikian. Marilah kita terima siapapun yang menjadi presiden berikut. Saya mencontohkan demikian, saya tidak ingin menjadi presiden seumur hidup. Demokrasi berarti menerima pendapat orang seperti orang lain menerima pendapat kita. Pemilu ini menjadi pelajaran yang baik bagi kita," katanya kepada pers di TPS Balibar, yang berdekatan dengan tempat tinggalnya, di Dili, Rabu. Fase kedua pemilihan presiden ini, katanya dengan raut muka serius, menjadi saat penting sekali bagi Timor Timur pada masa depan karena menjadi pembelajaran yang sangat baik tentang kedaulatan rakyat. "Rakyatlah yang menentukan semuanya, sekaligus rakyat juga yang harus belajar menerima hasil apapun itu jadinya." Pembelajaran itu, katanya, berlaku juga terhadap dirinya, yang secara terang-terangan selalu menyatakan dukungannya bagi kandidat independen, Jose Ramos-Horta. Xanana Gusmao datang ke TPS bersama istrinya, Kirsty Gusmao, dan anak bungsu mereka, Daniel Gusmao yang masih berusia balita. Seperti biasanya, tidak ada pengawalan ketat saat presiden pertama Timor Timur itu datang. Dia tidak langsung masuk dalam antrian seperti pada saat pemilu fase pertama pada 9 April lalu, melainkan bercakap-cakap dengan penduduk setempat tentang keperluan satu lapangan basket di dalam kompleks sekolah itu. Banyak warga Dili yang memilih mencoblos di kampung halaman mereka dan diperkirakan kembali ke ibukota pasca penarikan sumpah presiden baru pada 20 Mei. Mereka mempertimbangkan alasan keamanan. "Demokrasi di Timor Timur ini sangat rapuh dan menjadi tugas kita semua untuk tetap menjaga kedamaian dalam bingkai penerimaan pendapat orang. Jika tidak sesuai, tunggu saja lima tahun berikut dan jangan lagi salah memilih pemimpin," katanya. Gusmao telah menyelesaikan rangkaian pertemuan terakhirnya sebagai presiden dengan sejumlah kalangan. Selasa malam (8/5) dia berpamitan dengan kalangan koprs diplomatik di Dili, di mana Duta Besar RI di Dili, Ahmed S Bey, juga hadir. Selain itu, dia juga telah berpamitan dengan kabinet dan kalangan pers. Sebelumnya, bertempat di Stadion Olahraga Dili, Gusmao juga telah mendeklarasikan pendirian Partai CNRT dimana dia berposisi sebagai presiden partai itu. Menurut dia, dukungan mayoritas politik Timor Timur telah beralih kepada partai itu, karena hampir semua kandidat presiden yang tidak berhak maju ke babak kedua, telah memberikan dukungan kepada dia melalui kendaraan politik baru itu. Sekalipun berkali-kali ditanyakan oleh pers, dia tidak bersedia memberikan langkah-langkah politiknya dalam pertarungan menuju kursi perdana menteri menggantikan Jose Ramos-Horta. Kirsty Gusmao, yang juga ditanya pers, juga tidak memberikan keterangan, kecuali berkata, "Tentu saja, sebagai perdana menteri akan lebih besar kekuasaan yang diperoleh yang bisa dipakai untuk mendatangkan perubahan berarti bagi negara ini. Itu saja," katanya. Menurut jadual putaran pesta demokrasi Timor Timur yang dikeluarkan STAE, kampanye partai-partai politik dimulai pada 29 Mei nanti dan berakhir pada 25 Juni mendatang. Adapun pemilu Parlemen untuk menentukan komposisi wakil rakyat akan dilakukan pada 30 Mei. Konstitusi Timor Timur mengatur bahwa figur yang akan menjadi perdana menteri adalah yang berasal dari partai mayoritas di parlemen. Dalam kaitan itulah maka partai mayoritas saat ini, yaitu Partai Fretilin, tengah memantapkan dulangan suara dari kawasan barat negara itu, wilayah yang secara tradisional kurang berpihak pada mereka. Sebaliknya, Horta yang maju secara independen namun mendapat dukungan penuh dari Gusmao melalui Partai CNRT-nya, malah memilih mencoblos di satu SD di Distrik Baucau, distrik yang juga secara tradisional menjadi basis Partai Fretilin. Ratusan awak pers berada di Baucau dan hanya tersisa sedikit di Dili. (*)

Copyright © ANTARA 2007