Jakarta (ANTARA News) - Center New York Knicks, Joakim Noah, meminta maaf kepada tim beserta para penggemarnya atas hukuman larangan tanding 20 laga yang diterimanya dari NBA akibat penggunaan zat-zat terlarang yang digunakannya dalam masa pemulihan dari operasi lututnya.
Pada Selasa waktu setempat, sebagaimana dilansir laman resmi NBA, Noah meminta maaf atas pengalaman tidak menyenangkan yang ia hadirkan di musim pertamanya bersama Knicks dari durasi empat tahun bernilai 72 juta dolar AS tersebut.
"Saya melakukan kesalahan. Ini adalah tahun yang berat bagi saya, juga bagi tim ini," kata Noah di sela latihan.
"Saya telah mengecewakan banyak orang. Saya telah melakukan kesalahan. Dan saya harus memetik pelajaran dari ini serta bangkit. Ini adalah masa-masa sulit dan saya harus bisa belajar dari semua ini," ujarnya menambahkan.
Sebelumnya pebasket berusia 32 tahun itu ditemukan positif mengkonsumsi suplemen modulator penerima androgen selektif LGD-4033 yang tergolong sebagai zat terlarang NBA dan ia menyatakan suplemen tersebut tidak disediakan oleh Knicks melainkan pembelian pribadi yang ia konsumsi saat melakukan pemulihan dari cedera.
Noah yang sudah absen dari kanvas lapangan sejak 4 Februari 2017, akan menjalani hukuman larangan tanding 20 laga tersebut sejak ia dinyatakan pulih dan bisa bermain lagi.
Tiga musim silam, saat masih berseragam Chicago Bulls Noah menjadi pemain peringkat keempat dalam perebutan gelar Pemain Terbaik (MVP) musim tersebut, namun cedera membatasi penampilannya hanya 67 kali, 29 kali dan 46 kali di musim-musim berikutnya.
Hukuman tersebut, memastikan Noah menutup musim 2016/2017 dengan catatan 46 kali pernampilan dan rata-rata lima poin, 8,7 rebound dan 2,2 assist per laga, dan sebagai catatan Knicks memiliki catatan kemenangan 36,9 persen (17 kemenangan dan 29 kekalahan / 17-29) saat Noah tampil dan 39,3 persen (11-17) tanpa Noah.
Baca juga: (NBA latih ribuan anak Indonesia bermain basket)
Baca juga: (NBA latih ribuan anak Indonesia bermain basket)
Penerjemah: Gilang Galiartha
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017