"Kami juga ingin mendengar secara langsung dari Ketua Tim Panitia Pengarah Asian Games terkait pemotongan cabang olahraga yang bermuara pada efisiensi anggaran," kata Ketua Komisi X DPR RI Teuku Riefky Harsya selepas rapat.
Komisi X, lanjut Riefky, juga meminta penjelasan Wakil Presiden Jusuf Kalla terkait konsekuensi pemotongan anggaran penyelenggaraan Asian Games terhadap kualitas penyelenggaraan dan prestasi olahraga Indonesia sebagai tuan rumah.
"Dengan penjelasan itu, fokus pengawasan kami menjadi lebih terarah karena kami pada prinsipnya memahami kondisi keuangan negara," katanya.
Komisi X juga meminta kepastian anggaran penyelenggaraan Asian Games. "Kami menerima keluhan dari Komite Olimpiade Indonesia karena anggaran mereka belum turun padahal waktu penyelenggaraan sudah semakin dekat," kata Riefky.
Selain pemotongan cabang olahraga, Komisi X juga meminta rincian mekanisme penghitungan awal pendanaan Asian Games. "Karena ketika anggaran dipotong, INASGOC menyetujui. Padahal, jadi tuan rumah itu tentu mengeluarkan biaya yang tinggi jika ingin penyelenggaraan berkualitas," ujarnya.
Komisi X DPR RI meminta INSGOC untuk menyampaikan rincian laporan keuangan kegiatan kampanye Asian Games 2018 sebesar 15 juta dolar AS dan biaya penyiaran sebesar 30 juta dolar AS yang telah ditransfer kepada OCA.
"Kami juga meminta INASGOC untuk menyampaikan usulan kebutuhan dana pada 2017 dan 2018, termasuk dasar perhitungan, rasionalitas perencanaan pendanaan, dan indikator capaian target," kata Riefky.
Komisi X DPR RI akan kembali menggelar Rapat Dengar Pendapat Umum dengan KOI pada 21 April. Rapat itu akan membahas dokumen dan rincian anggaran dalam kegiatan-kegiatan olahraga internasional yang diikuti Indonesia sepanjang 2016-2017.
(I026/I007)
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017