Jakarta (ANTARA News) - Menko Perekonomian, Boediono, mengisyaratkan optimismenya bahwa suku bunga Bank Indonesia ("BI rate") akan bisa turun hingga di bawah target pemerintah, yaitu 8,5 persen, apalagi BI kembali menurunkan suku bunganya menjadi 8,75 persen. "Kalau inflasi bisa kita pertahankan, apalagi kalau kita bisa lebih baik dari target, saya kira kuncinya di sana. Suku bunga bisa turun. Jadi kita semua bekerja untuk memperbaiki prestasi kinerja inflasi sampai beberapa bulan ke depan," kata Boediono di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian Jakarta, Selasa. Akan tetapi ia mengingatkan bahwa penurunan itu membutuhkan kerjasama yang baik dari pemerintah, BI dan swasta mengingat inflasi sendiri ditentukan oleh dua sisi moneter, yaitu arus barang dan uang beredar. "Kalau dua-duanya sinkron dan bisa saling mendukung, saya kira bisa. Ini bersama-sama, tidak seperti main bola lempar sana lempar sini, kita semua sepakat bersama-sama," kata Boediono. Menurutnya, kebijakan BI untuk menurunkan BI Rate telah tepat sehingga diharapkan sisi pembiayaan akan lebih murah dan biaya kredit akan lebih menarik. "Yang dulunya hitung-hitung wah ini masih tinggi, mungkin proyeknya sekarang menjadi `feasible`. Pemerintah sendiri terus menerus memperbaiki iklim investasi, memperbaiki aturan-aturan, perizinan. Ini suatu proses yang terus menerus yang kita lakukan dan kita harapkan suatu paket yang mengup-date, dan memutakhirkan paket-paket kita sebelumnya," katanya. Ditanya tentang proyeksi BI untuk pertumbuhan ekonomi triwulan II/2007, Boediono mengatakan dirinya sangat optimis hal itu dapat terealisasi mengingat membaiknya kinerja ekonomi. "Misalnya, pengeluaran pemerintah sudah lumayan dibanding kuartal I tahun lalu, sudah membaik. Kemudian ekspor juga sudah lumayan. Kemudian investasi juga sudah mulai membaik. Nanti kita lihat angka-angkanya. Jadi secara umum ada arah ke perbaikan," katanya Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Selasa, memutuskan untuk menurunkan BI Rate dari 9 persen menjadi 8,75 persen, sedangkan proyeksi pertumbuhan ekonomi triwulan II/2007 juga direvisi dari 5,9 persen menjadi 6 persen.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007