Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) akan mencari pinjaman berbentuk pembiayaan proyek (project financing) sebanyak 500 juta dolar AS dari institusi keuangan dalam dan luar negeri. Direktur Keuangan Pertamina Frederick Siahaan di Jakarta, Selasa, mengatakan, pinjaman akan digunakan membiayai sejumlah proyek hulu dan hilir seperti pengembangan Lapangan Pondok Tengah dan peningkatan kapasitas (revamping) serta pembangunan unit propilen di Kilang Balongan. "Kami optimis dapat pinjaman. Saat ini, sudah ada 25 institusi keuangan dalam negeri dan internasional yang menyatakan berminat, di antaranya Bank Mandiri," katanya. Menurut dia, Pertamina akan berupaya mendapatkan pinjaman berbunga rendah. Ia menambahkan, Pertamina juga akan mengadakan road show ke sejumlah negara guna mencari pinjaman tersebut. "Kami harapkan pinjaman sudah didapat September 2007," katanya. Pertamina menargetkan revamping Kilang Balongan hingga 20 persen pada 2009. Saat ini, produksi tujuh kilang Pertamina mencapai 1,06 juta barel per hari. Sedangkan, proyek Lapangan Pondok Tengah saat ini telah berproduksi sekitar 3.000 barel per hari dan akan meningkat menjadi 26.000 barel per hari pada akhir 2007. Sebelumnya, Pertamina sudah mendapat pinjaman (corporate loan) senilai 500 juta dolar AS guna membiayai sejumlah kegiatan usaha pada tahun ini. Mengenai pendapatan, Frederick mengatakan, Pertamina menargetkan pendapatan senilai Rp360 triliun pada tahun 2007 dengan asumsi harga minyak 65 dolar AS. "Namun, harga minyak rata-rata hingga Maret hanya 57 dolar AS per barel," katanya. Pada tahun 2006, Pertamina meraih pendapatan Rp351 triliun dengan asumsi harga minyak 63 dolar AS per barel. Menurut dia, Pertamina akan melihat harga minyak hingga Juli 2007 apakah target pendapatan tercapai atau tidak. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007