Jakarta (ANTARA News) - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat menegaskan bahwa Islam yang rahmatan lilalamin (rahmat dan kesejahteraan bagi semua umat) harus dikuatkan di Ibu Kota Jakarta.
"Islam itu sejuk penuh kasih sayang, merangkul bukan memukul. Ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah wathoniah adalah ciri ajaran dari Rasulullah yang ditanamkan kepada saya dari kecil. Juga ukhuwah basariah terhadap sesama karena kita manusia," ujar Djarot dalam Silaturahmi Kebangsaan bersama Para Khatib dan Simpul Masyarakat Madura se-DKI untuk Gubernur DKI Pelayan Warga dan Umat Islam DKI di Jakarta Pusat, Minggu.
Silaturrahmi Kebangsaan ini dihadiri, Pakar Ekonomi Imam Sugema, Tokoh Agama KH Lora Fathurt Zubair Mononthazor yang merupakan cicit pendiri NU KH Kholil Bangkalan, dan sejumlah tokoh masyarakat Madura.
Kegiatan ini juga diikuti 40 kiai dari Forum Khotib seperti KH Jaelani AB, KH Achamad Muntaha, KH Sahal, dan 65 perwakilan Simpul Madura se-DKI Jakarta.
Pada kesempatan tersebut Djarot menjelaskan bahwa pada bulan April mendatang, akan diresmikan sebuah masjid besar di wilayah Jakarta Barat dan diberi nama Masjid Raya KH Hasyim Asyiari. Kemudian nanti, juga akan dibangun Masjid Raya KH Ahmad Dahlan di Jakarta Selatan agar dapat bersanding satu sama lain.
"Sekarang sudah ada dua masjid raya di Jakarta, yakni Mashid Istiqlal di Jakarta Pusat dan Islamic Center di Jakarta Utara. Maka, saran Gus Sholah harus dibangun lagi Masjid di Jakarta Timur dan akan diberi nama Masjid Raya HOS Tjokro Aminoto," ujar Djarot.
Dalam pertemuan tersebut KH Lora Fathur Rozi Zubar menyatakan, betapa saat ini paham garis keras dan wahabi sudah berkembang luas di DKI Jakarta.
"Bagaimana masjid yang dulunya dikuasai dan menjadi tempat ibadah bagi Nahdliyin maupun Muhammadiyah kini dikuasai oleh kaum wahabi dan Islam garis keras," tegasnya.
"Sekarang kita harus buka. Biar semua warga nahdliyin bisa masuk masjid dan ibadah di semua masjid. Biar masjid bisa dipakai untuk menyampaikan Islam rahmatan lil alamiin dan Islam Nusantara dan bisa menyatu dengan akar budaya Indonesia," tuturnya.
KH Jaelani AB juga mengatakan bahwa NU tidak berpolitik dan lahir sebagai antitesa wahabi. Oleh sebab itu, Pemprov DKI akan bekerja sama dengan NU serta Muhammadiyah memakmurkan masjid sekaligus membangun pembinaan agama bagi masyarakat, dan marbot masjid akan diberangkatkan naik haji atau umroh.
Pada Kesempatan yang sama, Sekjen DPP PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri sangat memberi perhatian dan memiliki kedekatan yg kuat dengan ulama NU, dan juga masyarakat Madura yang hampir semuanya adalah nahdliyin.
"Ibu Mega membela semua umat. PDI-P sangat dekat dengan umat Islam. PDI Perjuangan memiliki Baitul Muslimin dengan visinya mewujudkan Islam Nusantara yang berkemajuan untuk Indonesia Raya. Sayap Partai tersebut bertugas membangun persaudaraan dengan organisasi muslim," ujar Hasto.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017