Baturaja (ANTARA News) - Sejumlah warga binaan atau narapidana penghuni Rumah Tahanan Negara Baturaja Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan tidak berhenti berinovasi, mereka mampu menghasilkan kerajinan yang bernilai seni tinggi.
Kreasi yang dibuat macam-macam, mulai dari guci-gucian, patung, lukisan, hingga mengecat body kendaraan (air brush) dan lain sebagainya, kata Kepala Rumah Tahanan (Rutan) Baturaja, Herdianto, Minggu.
Ia menjelaskan, media yang digunakan narapidana (napi) untuk membuat patung dan guci-guci inipun terbilang sederhana dan mudah didapat, yakni tanah dan koran bekas.
Andre, salah satu penghuni Rutan Baturaja mengaku bahwa tidak ada tenaga pelatih yang mengajari mereka membuat kerajinan dimaksud, hanya secara otodidak, dari satu napi ke napi lainnya.
Sementara, sarana prasarana sebagai alat pendukung kerja mereka kata Andre, semuanya didapat oleh napi sendiri melalui keluarganya.
Pihak rutan Baturaja sendiri mendukung kegiatan positif yang dilakukan warga binaan di rutan ini.
Terlebih lagi, kerajinan para napi ini sudah ada yang dipasarkan. Mulai dari seputar internal rutan hingga ke lingkungan pemerintah daerah.
Kepala Rutan, Herdianto, berharap agar Pemda memberikan pelatihan dan dana, sehingga jika bebas nanti mereka bisa berkarir.
Karena menurutnya, dana untuk membeli peralatan serta bahan baku kerajinan ini bersumber dari para warga binaan sendiri.
Sedangkan perlengkapan milik rutan untuk mendukung pekerjaan warga binaan banyak yang sudah rusak.
"Dengan membuat berbagai kerajinan ini, para warga binaan di rutan ini berbekal keahliannya bisa berguna setelah keluar dengan resmi dari penjara," katanya.
Pewarta: Edo Purmana dan Muhammad Suparni
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017