Bukares (ANTARA News) - Ribuan orang turun ke jalanan di Rumania dan Moldova dalam sebuah aksi unjuk rasa anti-aborsi pada Sabtu (25/3), termasuk 2.000 orang di Bukares, ungkap kepolisian.
Menurut pihak penyelenggara, unjuk rasa tersebut berlangsung di lebih dari 300 kota di kedua negara itu.
"Perempuan layak mendapatkan yang lebih baik daripada aborsi," tulis salah satu spanduk, sedangkan yang lainnya mengatakan: "Kehidupan untuk perempuan dan kehidupan untuk keluarga."
Di ibu kota Rumania Bukares, para pemuda bergabung dengan keluarga dan orang lanjut usia di sebuah perkumpulan yang juga dihadiri oleh banyak pendeta dari gereja Ortodoks.
Aborsi dilarang di Rumania selama rezim diktator komunis Nicolae Ceausescu, yang tewas pada 1989 setelah sebuah pemberontakan masyarakat menggulingkannya dari kekuasaan.
Aborsi disahkan pada 1990. Pada tahun tersebut, sebanyak 992.000 aborsi terdaftar, tiga kali dari jumlah kelahiran.
Sejak saat itu, jumlah aborsi secara bertahap menurun, meski Rumania memiliki salah satu tingkat aborsi tertinggi di Eropa.
"Saya tidak percaya bahwa kita harus melarangnya secara hukum, seperti di bawah komunisme, tetapi kita harus mempromosikan pendidikan dan pencegahan untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan," kata demonstran Yulia Tapardel, demikian dikutip dari AFP. (hs)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017