Dhaka (ANTARA News) - Sedikitnya tida orang, termasuk di antaranya satu orang anggota kepolisian, tewas dan sejumlah lainnya mengalami luka di Bangladesh akibat dua bom yang meledak di tempat terpisah pada Sabtu, demikian keterangan polisi.
Ledakan tersebut terjadi di dekat tempat persembunyian kelompok bersenjata di wilayah timur laut Bangladesh, yang sempat digeledah oleh komando militer.
Dua ledakan di distrik Sylhet terjadi satu hari setelah seorang pelaku bom bunuh diri melakukan aksinya di sebuah pos pengamanan bandar udara utama Bangladesh. Kelompok bersenjata ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Dua orang tewas dan lebih dari 30 lainnya terluka akibat satu ledakan di dekat tempat persembunyian kelompok ekstrimis. Sementara itu bom lainnya menewaskan satu orang polisi di gedung dekat tempat ledakan pertama, kata pejabat kepolisian Rokon Uddin.
Beberapa personil militer dan kepolisian juga mengalami luka, kata dia menambahkan.
Hingga kini belum ada satu pun kelompok yang mengaku bertanggung jawab.
Komando militer telah menggeledah tempat persembunyian sebuah kelompok bersenjata lokal, yang mengaku tunduk di bawah kekhalifahan ISIS, di dekat lokasi ledakan itu. Kelompok itu diduga bertanggung jawab atas serangan bom di sebuah kafe pada Juli tahun lalu di mana 22 orang tewas, sebagian besar merupakan warga negara asing.
Pada Sabtu, pusat komando militer berhasil menyelamatkan 78 orang yang terjebak di dalam sebuah gedung lima lantai selama lebih dari 24 jam dalam operasi yang hingga kini masih berlangsung.
Penggeledahan itu terjadi setelah munculnya gelombang serangan bunuh diri di sejumlah pangkalan militer pada bulan ini. Pada Jumat, sebuah laporan forensik menyimpulkan bahwa serangan pada Jumat di bandara merupakan bom bunuh diri.
Insiden itu merupakan yang ketiga terjadi di ibu kota Bangladesh, Dhaka, selama hanya satu pekan.
ISIS dan Al Qaeda saling mengklaim tanggung jawab atas tewasnya warga asing, tokoh liberal, maupun anggota kelompok minoritas religius di Bangladesh, sebuah negara berpenduduk 160 juta yang sebagian besar menganut agama Islam.
Pemerintah sendiri sering membantah keberadaan ISIS maupun Al Qaeda di Bangladesh. Mereka justru menunjuk pada kelompok militan lokal, meski sejumlah pakar keamanan mengatakan bahwa skala dan kerumitan serangan kafe menunjukkan adanya jaringan lintas negara, demikian Reuters melaporkan.
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017