Sebelum acara inti yakni pamadaman lampu selama satu jam dengan menyalakan lilin, Komunitas Earth Hour Jogja bersama aktivis lingkungan lainnya mempersembahkan sejumlah pertunjukan seni mulai wayang orang hingga musikalisasi puisi bertema lingkungan.
"Melalui kegiatan ini kami ingin mengingatkan semua pihak bahwa dampak perubahan iklim harus tetap menjadi perhatian utama kita bersama," kata koordinator Komunitaa Earth Hour Jogja Andika Faizalhaqi di sela acara itu.
Andika berharap kampanye "earth hour" tidak berhenti pada acara seremonial yang rutin dilakukan setahun sekali. Pemerintah serta masyarakat luas seyogianya mampu menindaklanjuti dengan senantiasa menghemat penggunaan listrik dalam kehidupan sehari-hari.
"Kami berharap bisa menjadi gaya hidup. Mematikan lampu selama satu jam paling tidak membuktikan bahwa kita sudah melakukan aksi nyata mengurangi dampak pemanasan global berlebihan," kata dia.
Dalam kesempatan itu, Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda DIY Sulistyo menyatakan bahwa Pemda DIY mendukung sepenuhnya kampanye pelestarian lingkungan secara berkelanjutan. Melalui pemadaman lampu selama satu jam, menurut dia, menjadi momentum seluruh masyarakat untuk memperhatikan kondisi bumi.
"Jika kita saat ini memiliki kepedulian pada bumi maka kita akan meninggalkan hal yang baik bagi anak cucu kita," kata dia mewakili Gubernur DIY Sultan HB X.
Menurut Sulistyo, bukan hanya masyarakat, pemerintah juga berkewajiban merumuskan program pembangunan yang memberikan kepedulian terhadap kelestarian lingkungan secara berkelanjutan.
Menurut Sulistyo, bukan hanya masyarakat, pemerintah juga berkewajiban merumuskan program pembangunan yang memberikan kepedulian terhadap kelestarian lingkungan secara berkelanjutan.
"Pemerintah maupun masyarakat agar tidak seenaknya dalam mengelola bumi," kata dia.
CEO World Wildlife Fund (WWF) Indonesia Benja Victor Mambai mengatakan peringatan "Earth Hour" secara serentak diselenggarakan di 35 kota di Indonesia dan 7.000 kota di seluruh dunia.
CEO World Wildlife Fund (WWF) Indonesia Benja Victor Mambai mengatakan peringatan "Earth Hour" secara serentak diselenggarakan di 35 kota di Indonesia dan 7.000 kota di seluruh dunia.
"Kami berikan penghargaan kepada Pemda DIY yang telah memberikan dukungan luar biasa terhadap peringatan erath hour 2017 ini," kata Benja.
Benja mengatakan peringatan "earth hour" yang diaselenggarakan bersama komunitas earth hour di berbagai daerah itu tidak akan berhenti pada padaman lampu saja, melainkan akan dilanjutkan dengan penanaman pohon, serta mengurangi penggunaan kantung plastik dan menggantinya dengan tas belanja yang dibuat dengan memanfaatkan kaos bekas.
Benja mengatakan peringatan "earth hour" yang diaselenggarakan bersama komunitas earth hour di berbagai daerah itu tidak akan berhenti pada padaman lampu saja, melainkan akan dilanjutkan dengan penanaman pohon, serta mengurangi penggunaan kantung plastik dan menggantinya dengan tas belanja yang dibuat dengan memanfaatkan kaos bekas.
"Di seluruh Indonesia kami akan mengumpulkan satu juta kaos bekas yang akan diubah menjadi kantong atau tas untuk menggantikan plastik," kata dia.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017