"Kami sosialisasi bahaya narkoba dan HIV/AIDS terlebih dahulu dan setelah memahami, mereka secara sukarela melakukan tes darah untuk tes HIV/AIDS," kata Koordinator Program Yayasan Pesona Bengkulu, Rinto Harahap di Bengkulu, Sabtu.
Ia mengatakan, peserta sosialisasi adalah mereka yang berprofesi sebagai karyawan kafe, pengguna narkoba hingga nelayan yang merupakan kelompok berisiko tertular penyakit mematikan itu.
Sosialisasi yang dilanjutkan dengan tes darah yang digelar di Kantor Lurah Pondok Besi itu menurut Rinto merupakan bagian dari penjangkauan kelompok berisiko tertular HIV/AIDS akibat penyalahgunaan narkoba.
"Di kompleks ini banyak tempat hiburan karena itu menjadi prioritas kami dalam menjangkau mereka yang berisiko sekaligus menanggulangi penyebaran virus HIV/AIDS," ucapnya.
Rinto mengatakan dari 30 orang peserta yang mengikuti tes darah, seluruhnya dinyatakan negatif atau bebas dari virus HIV/Aids.
Untuk memastikan kelompok rentan tertular HIV/AIDS di wilayah itu benar-benar steril, Yayasan Pesona dan tim dari RSUD M Yunus akan menggelar tes darah kedua pada tiga bulan mendatang.
Lurah Pondok Besi, Elli Rosalina mengapresiasi kegiatan yang menyasar warganya itu sehingga mereka paham tentang bahaya penyalahgunaan narkoba dan kaitannya dengan penyebaran virus HIV/AIDS.
"Kami dari staf kelurahan juga mendapat pengetahuan dan ikut menjalani tes darah. Alhamdulilah hasil seluruhnya negatif," kata Elli.
Ia berharap, lewat sosialisasi yang digelar Yayasan Pesona dengan dukungan Yayasan Global Fund itu dapat dilakukan lagi dengan peserta yang lebih banyak, sehingga seluruh warga kelurahan itu memahami dan terhindar dari penyalahgunaan narkoba serta bebas dari virus HIV/AIDS.
Pewarta: Helti Marini Sipayung
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017