Bekasi (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Jawa Barat mencatat sebanyak 17 warga setempat positif terjangkit tuberkulosis atau penyakit paru-paru menular TBC hingga Maret 2017.
"Dari 706 yang diduga terjangkit TBC, hasilnya 17 pasien positif," kata Kepala Dinkes Kota Bekasi, Kusnanto, di Bekasi, Jumat.
Pemeriksaan kesehatan terhadap para pasien diduga TBC itu tidak hanya dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) setempat, namun juga sejumlah rumah sakit swasta.
"Ada 525 yang kita rujuk ke rumah sakit swasta untuk memastikan penyakit TBC-nya," katanya.
Menurut dia, keputusan untuk merujuk perawatan pasien itu dikarenakan keterbatasan instalasi perawatan di RSUD setempat.
Pasien penyakit itu mayoritas diderita oleh pasien berusia lanjut dan produktif.
Kusnanto mengatakan, data pasien diduga terjangkit tuberkulosis itu dihimpun pihaknya berdasarkan laporan tim medis RSUD serta 39 puskesmas di wilayah setempat hingga Maret 2017.
Hal itu dilaporkan Kusnanto dalam agenda peringatan Hari tuberkulosis internasional 2017 bertempat di aula Kecamatan Bekasi Selatan.
Kusnanto menambahkan, pihaknya saat ini tengah mempersiapkan para tenaga terlatih untuk penanganan penyakit menular tersebut.
"Untuk mendukung program ini, Dinkes Kota Bekasi sudah mempersiapkan para tenaga ahli di bidangnya yang sudah terlatih," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, mengatakan program Ketuk Pintu yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Bekasi untuk menekan angka penyakit Tuberkulosis sangat efektif.
"Saya sangat mendukung program tersebut, dan saya yakin hal ini akan sangat efektif menekan angka penyakit TBC ini," katanya.
Ia mengatakan, dengan adanya sebuah terobosan tersebut, maka penanggulangan penyakit TBC akan menjadi efekfif, karena warga dilibatkan langsung untuk mengenali dan melakukan proses pencegahan menyebaran penyakit tersebut di lingkungannya.
"Peran aktif warga akan sangat besar di sini, sehingga mereka bisa ikut dalam proses pencegahannya," katanya.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017