Jakarta (ANTARA News) - Marischka Prudence mulai menjadi travel blogger sejak 2012. Pada masa itu, tren melancong mulai terlihat meski belum seperti sekarang di mana pameran wisata selalu dijejali mereka yang berburu tiket murah.


“Media sosial, terutama Instagram, itu berpengaruh,” kata Prue dalam konferensi pers Zurich Travel Insurance Indonesia di Asosiasi Perusahaan Penjual Tiket Penerbangan Indonesia (Astindo) Fair 2017 di Jakarta, Jumat.


Informasi, foto dan video destinasi wisata kini bertebaran di media sosial, memicu orang-orang untuk mendatanginya.


Menurut Prue, tren melancong semakin pesat selama tiga tahun terakhir. Salah satu indikatornya adalah pameran wisata yang tak pernah sepi, dijejali orang-orang yang berburu tiket murah.


“Traveling jadi kebutuhan untuk orang-orang di kota besar untuk melepas stres,” imbuh dia.


Prue juga berbagi kiat bepergian yang menyenangkan namun tetap aman.


1. Anggaran


Buat perencanaan yang detil agar bisa menentukan berapa anggaran yang diperlukan. Bila ingin menghemat anggaran di bagian tiket, coba kunjungi pameran wisata dan beli tiket dari jauh-jauh hari.


Soal penginapan, ada harga ada kualitas. Hostel lebih baik ketimbang hotel jika ingin menghemat pengeluaran. Selain itu, Prue menegaskan bahwa estimasi anggaran tidak hanya meliputi tiket pesawat dan penginapan.


Perhitungkan berapa ongkos transportasi dan biaya makan di tempat liburan. Misalnya Anda ingin mengunjungi Tokyo dan Kyoto di Jepang, cari tahu moda transportasi yang terbaik untuk Anda.


“Kalau harus naik shinkansen tapi enggak beli JR Pass dari awal, jadinya mahal,” kata Prue.



2. Jangan salah kostum


Busana adalah hal penting yang bisa menentukan suasana liburan Anda. Tempat wisata yang menyenangkan bisa jadi bencana kalau kita salah kostum. Cari tahu kondisi tempat yang akan dikunjungi, sesuaikan busana yang dibawa.


“Kalau di Rajaampat pakai hak tinggi, hancur perjalanan,” dia mencontohkan.



3. Asuransi


Prue berpendapat orang Indonesia rata-rata belum menganggap asuransi perjalanan sebagai hal wajib, kecuali memang menjadi syarat pembuatan visa. Ia membuat hitungan sederhana. Menurut Prue, rata-rata orang Indonesia di kota besar bepergian selama dua kali dalam setahun.


“Kalau beli travel insurance, enggak mahal bila dihitung itu untuk setahun,” katanya.


Prue selalu memakai asuransi perjalanan bila melancong ke luar negeri sebagai upaya berjaga-jaga. Risikonya bukan hanya soal keselamatan jiwa, tapi hal sepele namun merepotkan seperti pembatalan keberangkatan, kehilangan bagasi atau paspor.


Salah satu temannya pernah kehilangan bagasi selama tiga hari saat bepergian ke negara yang sedang bersalju. Alhasil ia harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk membeli busana yang sesuai dengan cuaca.


“Karena enggak asuransi, biaya liburannya jadi lebih mahal,” ujar dia.


Yang pasti, Prue menyarankan untuk memilih asuransi yang cocok dengan kegiatan Anda saat bepergian. Kemudian cari tahu seberapa besar nilai yang ditanggung asuransi.


“Kalau saya misalnya mau scuba diving, harus pertimbangkan asuransi yang cover aktivitas itu,” katanya.


Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017