Jakarta (ANTARA News) - Departemen Dalam Negeri (Depdagri) masih menunggu laporan dari Pelaksana Tugas (Plt) Rektor Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Johannis Kaloh terkait kekerasan yang kembali terjadi pada Minggu (6/5) lalu. "Saya minta laporan dari Plt Rektor IPDN. Saya telah minta untuk faksimile ke sini (Depdagri,red)," kata Sekretaris Jenderal Depdagri Diah Anggraeini di kantornya, Selasa. Diah mengatakan belum mengetahui persis yang terjadi di IPDN termasuk kronologis kejadian. "Persisnya belum tahu, hanya sepintas. Kemarin sore Plt Rektor IPDN laporan katanya masalah rokok dan kejadian itu terjadi antarmuda praja, sama-sama tingkat satu," ujarnya. Ditanya mengenai dugaan penggunaan narkotika di lingkungan kampus IPDN, Diah mengatakan, sudah ada tiga praja yang diperiksa oleh pihak kepolisian. "Itu domain polisi. Jika mereka terbukti bersalah, kita serahkan saja," ujarnya. Sebelumya, pada Minggu sekitar pukul 22.00 WIB, praja Romanos memergoki lima rekannya sesama praja tingkat satu tengah merokok di sekitar barak bawah Jawa Barat, kampus IPDN Sumedang, Jawa Barat. Praja asal Papua itu memarahi dan meminta mereka tidak merokok di tempat itu dan tidak lama kemudian Romanos terlibat perkelahian dengan empat dari lima temannya. Akibatnya, salah satu dari mereka Nanda Rizaki, asal Aceh yang berusaha melerai, terkena pukulan Romanos sehingga mengalami luka robek di telinga kiri dalam dan atas. Atas kejadian itu, pihak Polres Sumedang yang melakukan penyelidikan menetapkan Romanos sebagai tersangka. Sementara dugaan penggunaan narkotika, pihak IPDN tengah memeriksa sekitar 40 praja dengan melakukan tes urine. Hal itu, terkait tiga praja tingkat tiga Ro (kontingen Aceh), LMY (Jawa Barat), dan Li (Jambi) diperiksa Satuan Narkoba Polda Jawa Barat pada Jumat (4/5), karena diduga menghisap ganja. Setelah pemeriksaan, polisi tidak menahan ketiganya, namun pihak IPDN tetap melakukan tes urine terhadap 40 praja.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007