Jakarta (ANTARA Newsa) - Program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) dapat mencegah kalangan petani melakukan praktik tebang bakar serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Melalui program ini, kami tidak lagi melakukan tebang bakar dalam mengelola lahan, karena kami mendapat berbagai pengetahuan baru bagaimana mengelola lahan dengan baik," ujar seorang petani asal Riau, Suryono, di Jakarta, Kamis.
Dia mengatakan DMPA telah membantu menyejahterakan kehidupannya sebagai petani.
"Dari awal saya mengikuti program ini, bantuan modal yang diberikan Rp2 juta dan saya berhasil mendapat keuntungan hingga Rp8 juta. Sampai saat ini saya sudah dapat menghasilkan hingga Rp200 juta per bulan sudah bisa menyewa toko kecil dan mengupah karyawan," kata Suryono yang belum lama ini menginvestasikan Rp40 juta untuk menanam cabai dan kemudian mencetak hasil panen senilai Rp160 juta.
Ia mengatakan bahwa dengan teknologi yang diajarkan, petani tidak lagi melakukan praktik tebang bakar untuk mengelola lahan.
DMPA sendiri adalah sebuah program terpadu yang dirancang untuk mengembangkan potensi masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan sekitar, salah satunya melalui kegiatan agroforestri.
"Kami berharap melalui program DMPA pendapatan masyarakat dapat naik hingga 50 persen-70 persen dalam kurun tiga tahun lewat berbagai kegiatan ekonomi, sekaligus menggugah kesadaran masyarakat setempat untuk menjaga ikut menjaga lingkungan sekitar terutama dari bahaya kebakaran hutan," kata Kepala Divisi Sosial dan Keamanan Sinar Mas Forestry, Agung Wiyono.
Agung mengatakan sedikitnya ada 76 desa yang sudah terbantu dengan adanya program ini, dan diharapkan akan mencapai target total 200 desa pada tahun ini.
"Tak hanya dibantu secara modal, kami berusaha membangun sistem yang membantu para petani dari berbagai sisi. Kami juga melakukan transfer teknologi, fasilitasi pemasaran, interaksi antarsumber daya dan dialog untuk menyelesaikan permasalahan sengketa lahan," kata Agung.
(I025/B015)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017