"Ayo siapa yang hapal Pancasila bisa tunjuk tangan!" kata Presiden Joko Widodo di hadapan ratusan warga Mempawah, Kalimantan Barat pada Sabtu (18/3).
Tanpa ragu, lebih dari 40 tangan terangkat. Mulai dari anak-anak berseragam SD, SMP, SMA hingga ibu-ibu yang menggendong bayinya dan tak lupa bapak-bapak berkemeja rapi sumringah mencoba peruntungan untuk maju menghadap Presiden.
"Kalau di belakang sana sih biasa saja, tapi kalau di depan sini ya grogi, hehehe," tambah Presiden terkekeh sambil mulai menunjuk satu per satu orang untuk maju.
Lantas tidak kurang 5 orang maju dan berupaya sekuatnya melafalkan Pancasila dengan urut dan lengkap. Imbalannya adalah satu sepeda gunung bertuliskan "Hadiah Presiden Jokowi" bisa langsung dibawa pulang.
Presiden Jokowi memang terkenal kerap membagikan sepeda saat pergi ke berbagai daerah di Indonesia. Biasanya pembagian sepeda itu terjadi saat Presiden secara simbolis juga membagikan Kartu Indonesia Pintar (KIP), Program Makanan Tambahan (PMT), Program Keluarga Harapan (PKH), dan Kartu Indonesia Sehat (KIS).
Syaratnya hanya satu, berhasil menjawab dengan benar pertanyaan yang diajukan. Biasanya pertanyaan yang diajukan adalah penyebutan Pancasila, nama-nama provinsi, nama-nama suku bangsa, nama-nama sungai, nama-nama makanan khas, hingga nama-nama ikan.
Namun bukan hanya masyarakat di daerah, para artis seperti Choky Sitohang dan Raisa juga berhasil mendapat sepeda dari orang nomor satu di negara ini karena berhasil menjawab dengan benar kuis yang diajukan Jokowi. Bahkan Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Australia juga mendapat sepeda karena berhasil menyebutkan sejumlah provinsi dan suku bangsa Indonesia.
Sepeda yang dibawa ke daerah pun bervariasi jumlahnya mulai dari 5-10 sepeda dan ukurannya disesuaikan termasuk untuk anak-anak.
"Untuk pembelian sepeda itu dari dana Pak Presiden sendiri," kata Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Johan Budi SP.
Harga sepeda itu tentu tidak terlampau mahal dibanding dengan senyum puas para penerima sepeda yang mendapatkan hadiah langsung dari sang Presiden.
Agar Bahagia
Saat berkunjung keluar kota, Presiden pun senang bercengkrama dengan warga di tempat-tempat keramaian seperti di pusat perbalanjaan modern maupun pasar tradisional.
Seperti dalam kunjungan kerja di Singkawang, Kalimantan Barat pada 17 Maret 2017 lalu. Presiden mengunjungi pusat perbelanjaan Grand Mall Singkawang, usai meresmikan Pos Lintas Batas Negara Aruk, Kabupaten Sambas, Kalbar.
Mulai dari lantai tiga hingga lantai dasar, Presiden melayani sejumlah permintaan foto bersama warga yang memenuhi tempat itu. Empat anggota Kabinet Kerja yaitu Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan Menteri Kesehatan Nila Moeloek pun tampak pasrah mengikuti gerak perlahan Presiden yang dikerubuti massa.
Ketika mampir ke restoran "DCendol" untuk melepas lelah, Presiden pun masih mau untuk melayani permintaan foto bersama warga yang dipanggil satu per satu. Paspamres tampak berupaya menjaga kondisi sekondusif mungkin meski dorong-dorongan tak dapat terhindari.
Belum selesai sampai di sana, Presiden dan rombongan lantas meluncur ke Pasar Hongkong. Pasar ini pada siang hari menjual berbagai kebutuhan masyarakat, tapi pada malam hari aneka gerobak penjaja makanan berbaur dengan pasar tradisional yang menjajakan sayur mayur hadir.
Menyambut Presiden Jokowi dan rombongan, ribuan warga berjejer dan berebut untuk melihat Presiden dari dekat dan bila beruntung dapat foto bersama. Temaramnya lampu tidak menghalangi antusias warga.
Presiden Jokowi setidaknya mampir di tiga kios pedagang sayur untuk berbelanja timun, sayur sawi dan cabai sambil menanyakan harga masing-masing komoditas tersebut.
Tangan Presiden sampai tergores saat bersalaman dengan warga di sana.
"Tapi bila dengan berfoto bisa membuat warga merasa bahagia, menurut Presiden, mengapa tidak?" ungkap Johan.
Selain berinteraksi langsung, Presiden juga membagikan buku, kaus hingga payung kepada masyarakat dari dalam mobil kepresidenan. Contohnya sepanjang perjalanan dari Singkawang ke Mempawah (76,4 kilometer) dan dilanjutkan dari Mempawah ke Pontianak (76,2 kilometer) pada 18 Maret 2017, iring-iringan rombongan Presiden dan Menteri Kabinet kerja, Paspamres, hingga wartawan berjalan sekitar 60-80 km/jam agar Presiden dapat langsung menyapa warga yang berdiri di sepanjang jalan.
Bila melewati sekolah dan banyak anak berseragam sekolah berdiri sambil memanggil-manggil Presiden, Presiden tidak segan untuk menghentikan mobil Mercedes Benz S-600 Pullman Guard-nya di depan anak-anak dan membagikan buku, kaos serta payung kepada mereka. Hal ini mengharuskan Paspamres yang mengikutinya harus sigap dan cepat naik turun mobil untuk menjaga keamanan Presiden.
Sedangkan kepada masyarakat yang juga berdiri di depan rumah masing-masing, mobil pun berjalan tak kencang sehingga Presiden dalam melemparkan dengan perlahan kaos-kaos kepada warga. Warga yang berhasil menangkap lemparan presiden itu pun berteriak gembira sambil meloncat. Tak jarang bila ada dua individu yang menangkap satu kaos, tarik-menarik tak terhindarkan.
Rombongan pun sempat berhenti untuk mengisi ulang muatan barang yang dibagikan, mengingat mobil Presiden berada di urutan keempat iring-iringan sedangkan muatan barang ada di baris belakang.
Penyebab lain iring-iringan terhenti adalah karena mobil yang ditumpangi Presiden mogok di kabupaten Kubu Raya saat menuju Pontianak.
"Mobil mogok di perjalanan setelah menempuh perjalanan lebih kurang 30 menit karena bermasalah pada settingan gas, sehingga laju kendaraan tidak bisa dalam keadaan normal," kata Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Machmudin.
Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo akhirnya pindah ke mobil Toyota Alphard yang disediakan pemerintah daerah. Ajudan tentu mengecek sitausi lebih dulu sebelum orang nomor satu itu naik ke mobil. Proses itu memakan waktu sekitar 5 menit.
Mobil kepresidenan yang dibeli pada 2008 sudah mengalami empat kali mogok, yaitu dua kali di Jawa Tengah, di Magetan Jawa Timur dan terakhir di Kalbar saat menuju Bandara Supadio, Pontianak. Meski demikian, Presiden belum melihat urgensi pengadaan mobil baru untuk kegiatan operasionalnya itu.
Oleh Desca Lidya Natalia
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017