Jayapura (ANTARA News) - Masyarakat Kampung Tobati dan Enggros, Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura, Papua, minta para ahli segera meneliti dugaan pencemaran di perairan Teluk Yotefa yang disinyalir telah memunahkan biota laut yang selama ini dibutuhkan warga di daerah itu. Tokoh Perempuan Port Numbay, Ny. Salomina Merauje Bonay dalam keterangannya kepada ANTARA di Jayapura, Selasa, menyatakan, kenyataan lain yang memperkuat dugaan pencemaran adalah banyaknya masyarakat setempat yang belakangan menderita menderita penyakit infeksi saluran pernapasan atas (Ispa) dan penyakit kulit. Pencemaran yang diduga menyebabkan punahnya biota laut itu juga telah menyulitkan warga Kampung Tobati dan Enggros mendapatkan ikan yang selama ini menjadi mata pencaharian mereka. Ikan-ikan yang mereka temukan umumnya sudah tidak sehat dan mengandung zat tertentu yang menyebabkan penyakit gatal-gatal. Menurut Salomina, para nelayan yang menyelam di perairan laut Teluk Yotefa menemukan sebagian air yang berwarna hitam dan kuning serta tertumpuk jutaan plastik yang dibuang penduduk dari Pasar Entrop dan Pasar Yotefa melalui anak-anak sungai yang bermuara di teluk terindah di jantung Kota Jayapura itu. Untuk itu, Salomina minta para ahli independen pencinta lingkungan untuk meneliti kadar material yang diduga mencemari teluk tersebut. Hasil penelitian nanti, katanya, akan berguna sebagai bahan kajian pemerintah dalam mengambil langkah-langkah preventif dan solusi terbaik lainnya agar kawasan itu menjadi satu-satunya sumber pencarian nafkah para nelayan di kedua teluk mungil di tepian Kota Jayapura itu. Tokoh perempuan Port Numbay itu mengaku, warga masyarakat di kedua kampung tersebut semakin sulit mengkonsumsi air bersih karena air bawah tanahnya yang selama turun temurun dikonsumsi telah berubah warna. Ia menduga menduga hal itu sebagai dampak dari pembuangan sampah dan material kimia lainnya melalui dua saluran dari Pasar Yotefa dan Pasar Entrop. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, warga di kedua kampung itu menggunakan perahu mengambil air di daratan dengan menempuh waktu satu jam. Apalagi, tambah dia, perairan Teluk Yotefa menjadi sasaran pembuangan limbah dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abepura dan RS Bhayangkara di Kotaraja dan RS TNI AL di Distrik Jayapura Selatan. "Pemerintah Kota diminta menindak tegas para pelaku dan penghuni pasar Entrop dan Pasar Yotefa yang membuang sampah berserakan melalui saluran-saluran anak sungai yang dikhawatirkan mencemari perairan laut Teluk Yotefa yang dihuni penduduk Kampung Tobati dan Kampung Enggros," pinta Salomina.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007