Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Selasa pagi, merosot 10 poin menjadi Rp8.885/8.890 per dolar dibandingkan dengan posisi penutupan hari sebelumnya Rp8.875/8.880, setelah sejak minggu lalu menguat.
Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, mengatakan koreksi harga terhadap rupiah dinilai wajar setelah pekan lalu menguat hingga jauh menembus level Rp9.000 per dolar AS.
"Kami nilai koreksi harga terhadap rupiah merupakan hal biasa setelah pada pekan lalu menguat, karena pelaku lokal mencari untung," katanya.
Rupiah, katanya, di luar dugaan mampu menembus level Rp9.000 per dolar AS hingga mencapai Rp8.875 per dolar AS, meski otoritas moneter menyatakan akan menahan pergerakan rupiah yang menguat hingga di level Rp9.000 per dolar AS.
Namun penguatan rupiah yang cukup besar, akibat masuknya dana asing ke pasar modal dan uang mengakibatkan BI membiarkan kenaikan rupiah itu lebih lanjut, katanya.
Menurut dia, rupiah apabila BI tidak melakukan intervensi, kemungkinan besar sudah berada jauh di bawah level Rp8.500 per dolar AS, akibat aktifnya pelaku asing bermain di pasar.
Pelaku asing menilai, potensi pasar Indonesia masih bagus yang didukung dengan tingkat suku bunga yang tinggi sehingga berpeluang untuk mencari gain yang lebih baik, katanya.
BI, ia menambahkan, kemungkinan membiarkan pergerakan rupiah untuk sementara waktu, namun dalam waktu yang tidak lama kemungkinan akan kembali memasuki pasar, karena posisi rupiah saat ini yang paling baik adalah pada level Rp9.000 per dolar AS.
Apabila rupiah masih berada di bawah level Rp9.000 per dolar AS, maka ada pihak lain yakni eksportir yang merasa dirugikan karena rupiah jauh berada di bawah level Rp9.000 per dolar AS, katanya.
Eksportir, menurut dia sebenarnya masih memperoleh keuntungan dengan tingkat rupiah saat ini, namun keuntungan tersebut makin mengecil bila rupiah terus menguat.
Sementara itu dolar AS di pasar regional cenderung stabil menjelang pertemuan tiga bank sentral yang memperkirakan bahwa bank sentral AS (The Fed) akan menurunkan suku bunga pada tahun ini.
The Fed akan menurunkan suku bunganya yang didukung oleh merosotnya data penyerapan tenaga kerja AS di luar perkiraan yang juga memberikan tanda bahwa inflasi AS cenderung menurun.
Dolar AS terhadap yen mencapai 120,06, sterling menjadi 1,9931, euro terhadap yen 163,23. (*)
Copyright © ANTARA 2007