Paris (ANTARA News) - Rencana peluncuran roket Eropa, Ariane 5, untuk menempatkan dua satelit komunikasi di orbit tertunda karena aksi pemogokan pegawai di Guyana Prancis menurut keterangan perusahaan peluncuran roket Prancis, Arianespace.
Pemindahan roket ke landasan peluncuran ditunda pada Senin setelah para pegawai yang melakukan aksi mogok kerja memasang barikade menggunakan ban dan palet kayu di Pusat Antariksa Kourou di Guyana Prancis, di pesisir timur laut Amerika Selatan.
"Berlanjutnya aksi mogok kerja di Guyana Prancis mencegah pemindahan Ariane 5 ke landasan peluncuran hari ini," kata Arianespace sebagaimana dikutip kantor berita AFP pada Selasa.
"Jika situasi memungkinkan, jadwal baru peluncuran Penerbangan VA236 (sekarang) dijadwalkan Kamis."
Roket tersebut akan membawa satelit komunikasi milik Brasil dan Korea Selatan ke orbit.
Baca juga: (Pegawai mogok, peluncuran roket Prancis tertunda)
Satu satelit yang disebut SGDC akan memfasilitasi komunikasi strategis bagi pemerintah dan militer Brasil, dan memberikan layanan jalur lebar di seluruh penjuru negeri itu untuk memberikan akses Internet bagi warga di daerah terpencil.
Satelit lainnya, KOREASAT-7 milik perusahaan Korea Selatan Ktsat, akan menyediakan layanan video dan data untuk Korea Selatan, Indonesia, Filipina, India dan negara-negara lain di Asia Tenggara.
Peluncuran dijadwalkan kembali pada Kamis antara pukul 17.31 dan 20.20 waktu setempat menurut Arianespace.
Aksi mogok kerja utamanya dilakukan oleh pekerja perusahaan energi publik EDF Guyane dan staf rumah sakit Kourou menurut serikat perdagangan setempat.
Mereka mogok kerja untuk menuntut prospek perkembangan karir yang lebih jelas dan perluasan pembangkit listrik. (ab/)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017