Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Rabu pagi turun 13 poin menjadi Rp13.332 per dolar AS.

Analis dari PT Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong, menilai nilai tukar rupiah terhadap dolar AS relatif masih stabil di tengah sentimen dari dalam negeri terbilang positif.

"Neraca perdagangan Indonesia yang konsisten mencatatkan surplus, cadangan devisa yang masih mampu mendukung ekonomi Indonesia serta terbukanya potensi kenaikan peringkat oleh Standard & Poor's (S&P) menjaga rupiah untuk tidak tertekan lebih dalam," katanya.

Di tengah kondisi internal yang kondusif, ia mengatakan, pelemahan rupiah bersifat teknikal.

Pelaku pasar berorientasi jangka pendek mengambil kesempatan untuk melakukan aksi ambil untung mengingat rupiah sempat mengalami apresiasi hingga di bawah Rp13.300 per dolar AS.

Di sisi lain, dia menjelaskan, bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) yang diproyeksikan tidak terlalu agresif menaikkan suku bunga acuan tahun ini juga akan dapat menjadi sentimen positif bagi mata uang domestik.

Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan bahwa konsistensi surplus neraca perdagangan Indonesia menyediakan likuiditas dolar AS di dalam negeri, apalagi aliran dana asing masih terus masuk.

"Selain faktor instabilitas politik jelang Pilkada DKI Jakarta putaran kedua, faktor domestik masih didominasi oleh faktor positif sehingga ruang penguatan rupiah masih ada walaupun terbatas," katanya.


Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017