Chicago (ANTARA News) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir lebih tinggi pada Selasa (Rabu pagi WIB), karena dolar AS dan ekuitas AS melemah.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman April naik 12,5 dolar AS, atau 1,01 persen, menjadi menetap di 1.246,50 dolar AS per ounce.
Dolar AS turun tajam pada Selasa (21/3), karena euro berbalik menguat atau "rebound" setelah debat presiden Perancis.
Indeks dolar AS, yang mengukur dolar AS terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, turun 0,68 persen menjadi 99,68 pada pukul 17.00 GMT.
Emas dan dolar AS biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar AS turun maka emas berjangka akan naik.
Para analis percaya bahwa calon berhaluan tengah Emmanuel Macron tampil baik dalam debat dan ini meningkatkan nilai euro terhadap dolar AS, karena investor percaya calon berhaluan kanan jauh Marine Le Pen kurang mungkin untuk menang.
Investor telah berhati-hati mempertimbang potensi untuk pemilihan calon presiden Prancis Marine Le Pen.
Dia secara umum dilihat oleh pasar sebagai faktor yang berpotensi mengganggu stabilitas, karena dia telah berjanji untuk mengadakan referendum tentang masa depan Prancis di Uni Eropa, yang telah menyebabkan ketakutan beberapa investor atas pengulangan Brexit.
Emas diberikan dukungan yang luas ketika Dow Jones Industrial Average AS turun 187 poin, atau 0,9 persen pada pukul 17.05 GMT. Analis mencatat bahwa ketika ekuitas membukukan kerugian, logam mulia biasanya naik, karena investor mencari tempat yang aman.
Perak untuk pengiriman Mei naik 14,5 sen, atau 1,01 persen, menjadi ditutup pada 17,583 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April turun satu dolar AS, atau 0,1 persen, menjadi ditutup pada 971,4 dolar AS per ounce.
Para pedagang sedang menunggu rilis beberapa laporan ekonomi. Laporan penjualan "existing home" akan dirilis pada Rabu (22/3), klaim mingguan pengangguran dan penjualan rumah baru pada Kamis (23/3), serta pesanan barang tahan lama dan PMI komposit pada Jumat (24/3). Demikian laporan Xinhua.
(UU.A026)
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017