Jember (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Jember mengirim sampel permen yang diduga menjadi penyebab keracunan ke laboratorium kesehatan daerah milik Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur di Surabaya.
"Kami sudah mengambil sampel permen untuk diperiksa dan diuji di laboratorium, namun membutuhkan waktu seminggu untuk dapat mendeteksi zat yang terkandung dalam permen tersebut," kata Humas Dinkes Jember Yumarlis di Jember, Selasa.
Sebanyak 10 siswa SD Al Ikhlas di Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember, mengalami mual dan muntah-muntah, setelah mengonsumsi permen sehingga dilarikan ke Puskesmas Sumbersari pada Senin (20/3).
Permen tersebut dibawa oleh salah satu siswa kelas VI dan dibagikan kepada kawan-kawannya di sekolah, kemudian setelah mengonsumsi permen tersebut, tiba-tiba siswa mengalami mual dan muntah.
"Saat ini Dinkes belum mengetahui kandungan dari permen tersebut karena penelitian harus dilakukan secara menyeluruh, agar bisa diketahui dengan pasti kandungan yang terdapat di dalam permen itu," tuturnya.
Apalagi adanya informasi bahwa saat ini banyak beredar permen yang mengandung zat adiktif dan sebagainya sehingga penelitian untuk memeriksa permen itu membutuhkan waktu lebih lama karena harus dilakukan dengan media tanam bakteri untuk bisa mengetahui kandungan biologinya.
"Saya khawatir penyebab anak-anak SD Al-Ikhlas keracunan adalah kandungan biologinya karena indikasi tersebut terlihat dari kondisi fisik anak-anak yang mengalami mual dan muntah-muntah," katanya.
Ia menjelaskan Dinkes Jember akan kembali menggalakkan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) untuk mengontrol peredaran makanan yang berbahaya bagi anak-anak di sekolah setempat agar tidak terjadi kejadian yang serupa dan kasus keracunan siswa tidak terulang kembali.
"Kami langsung berkoordinasi dengan pihak puskesmas, agar petugas puskesmas mendatangi sekolah dan perlu digalakkan warung sehat di sekolah-sekolah. Hal ini untuk mencegah anak didik tidak jajan sembarangan yang dapat membahayakan kesehatan mereka," ujarnya.
Baca juga: (Dinkes Cianjur: gizi buruk karena perilaku hidup orang tua)
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017