Bogor (ANTARA News) - Sejumlah supir dan pemilik angkot di wilayah Kota Bogor, Jawa Barat, menyatakan siap untuk beroperasi lagi dan melayani masyarakat sesuai arahan Muspida Kota Bogor dengan sepenuh hati.
"Setelah mendengarkan arahan dari bapak Wali Kota Bogor, dan menjamin keamanan kami siap untuk beroperasi kembali," kata Walgianto perwakilan dari trayek 05, saat ditemui usai aksi damai di Balai Kota, Selasa.
Menurut Walgianto, mulai malam ini hingga esok hari seluruh supir angkot khususnya trayek 05 yang dikomandoinya siap beroperasi dan memastikan tidak akan ada lagi yang melakukan aksi mogok.
Ia menyebutkan, aksi mogok operasi yang dilakukan para supir di Kota Bogor sebagai bentuk solidaritas kepada rekan-rekan sesama supir angkot yang tengah memperjuangkan keadilan terkait keberadaan transportasi online.
Menurutnya, keberadaan transportasi online telah mengurangi pendapatan para supir angkot. Sehingga para supir dipusingkan dengan kehadiran pengendara online yang semakin menjamur.
"Tuntutan kami penghapusan online, buat aturan, adanya peraturan wali kota yang mengatur keberadaan online ini," katanya.
Walgianto yang juga anggota Badan Hukum Angkot Kojamri menyebutkan, awalnya supir angkot di wilayah Kota Bogor tetap beroperasi pada hari pertama aksi mogok terjadi, Senin.
Namun, karena ada aksi swepping dari kelompok-kelompok di angkutan, sehingga memilih untuk tidak beroperasi agar menghindari terjadinya bentrok.
"Kami menanggapi positif apa yang disampaikan Wali Kota Bogor untuk menata transportasi online, kami siap mentaati aturan, kamipun mendukung program rerouting angkot," katanya.
Hal senada juga disampaikan Syaifullah, dari Koperasi Wahana Cipta, yang juga ketua trayek angkutan Cihiudeng-Ramayana.
Menurut Syaifullah, kehadiran transportasi online telah memicu tumpang tindih angkutan umum antara konvensional dan berbasis online.
Ia menyebutkan, ada garis demarkasi antara kaya dan miskin yang tercipta sejak transportasi online beroperasi. Timbul perspektif di masyarakat, pengguna transportasi online berasal dari kalangan atas, sedangkan angkot berasal dari kalangan miskin.
"Ini yang kami khawatirkan, adanya kecemburuan sosial. Karena adanya pembeda-bedaan ini. Kami para supir dituntut mengikuti aturan dan banyak persyaratan, sedangkan online cukup dengan STNK saja bisa cari penumpang di wilayah kami," katanya.
Syaifullah menyebutkan, upaya Pemerintah Kota Bogor dalam hal ini Wali Kota Bima Arya Sugiarto yang akan melakukan penataan terhadap transportasi online memberikan harapan baru bagi para supir angkot.
"Pemerintah akan transparan, tidak akan melakukan pembiaran. Karena kalau Pemkot abai, sama dengan mengabaikan warganya, maka itu kami lakukan aksi damai, dan mengutamakan kesantunan," katanya.
Menurut Syaifullah, terdapat 146 unit angkot trayek Ciheuding-Ramayana yang siap beroperasi selama 24 jam melayani masyarakat, termasuk esok hari tidak akan ada pemogokan.
Sementara itu, Wakil Ketua Organda Kota Bogor, Freddy Djauhari menyebutkan, sejak Selasa pagi supir angkot wilayah Kota Bogor tetap beroperasi normal. Tetapi, adanya pendekatan di wilayah perbatasan, yang melakukan aksi swepping dan menurunkan penumpang, sehingga supir ikut mogok.
"Kami telah menjembatani agar para supir melakukan mediasi dengan Pemkot Bogor, dan menjamin keamanan supir dalam beroperasi," kata Freddy.
Freddy menambahkan, mulai sore hingga malam dan esok hari, angkot di Kota Bogor akan beroperasi normal seperti semula, dan siap melayani masyarakat.
Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017