"Dia bermain sangat bagus dan bisa memberikan tantangan bagi tim saya," ujar Gerd selepas pertandingan.
Melihat performa pemain Persib Bandung itu ketika bermain, dia menganggap Febri Haryadi memiliki masa depan cerah di dunia sepak bola.
"Apalagi dia masih muda," kata Gerd, yang juga menyebut Evan Dimas bermain baik dalam laga itu.
Febri sendiri memang terlihat menonjol dalam laga yang dimenangkan Myanmar dengan skor 3-1 tersebut. Beberapa kali pemain kelahiran 19 Februari 1996 itu membuat barisan pertahanan lawan kelabakan.
Dengan kemampuan individunya, dia pun mampu melakukan "solo run" melewati beberapa pemain Myanmar, seperti yang terjadi pada menit ke-38. Febri tampak percaya diri walau baru sekali membela tim nasional.
Potensi Febri Haryadi sendiri sejatinya sudah tampak sejak dia membela Persib di Torabica Soccer Championship pada tahun 2016.
Terbaru, dia juga berhasil menjadi pemain muda terbaik dalam Piala Presiden 2017 lalu.
Di laga melawan Myanmar, dia adalah satu dari lima pemain yang bermain penuh sampai laga selesai, selain Bagas Adi Nugoroho, Putu Gede Antara, Ryuji Utomo dan Diky Indrayana.
Sementara di laga yang sama, Evan Dimas baru masuk pada babak kedua menggantikan Gian Zola. Pada menit ke-84, dia sempat memiliki satu peluang bersih kala berhasil mengelabui kiper Myanmar Thiha Sithu sebelum menendang bola ke gawang. Malang, bola tersebut dapat disapu keluar oleh bek lawan tepat di mulut gawang.
"Tim Indonesia masih berusia muda dan punya potensi besar. Luis Milla juga adalah pelatih berpengalaman dan dia butuh waktu untuk membawa Indonesia berprestasi," kata Gerd Zeise.
(T.M054/H007)
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017