London (ANTARA News) - Inggris pada Senin (20/3) menyatakan akan meluncurkan proses untuk meninggalkan Uni Eropa pada 29 Maret, menjadikannya sebagai negara yang pertama memisahkan diri dari blok itu pada Maret 2019.
Sembilan bulan setelah referendum Brexit yang mengejutkan, pemerintahan Perdana Menteri Theresa May akan menggunakan Pasal 50 Kesepakatan Lisbon Uni Eropa pekan depan, memulai proses pemisahan selama dua tahun.
"Kita berada di ambang perundingan paling penting bagi negara ini untuk satu generasi," kata menteri Brexit David Davis.
Komisi Eropa segera menyatakan bahwa mereka siap memulai negosiasi, meski seorang sumber di Brussels mengatakan akan butuh "empat sampai enam pekan" untuk mengatur pertemuan tingkat tinggi guna menyetujui posisi umum Uni Eropa.
Inggris adalah salah satu anggota terlama dan terbesar dari blok 28 negara itu, dan kepergiannya menimbulkan kekhawatiran mengenai masa depan Uni Eropa ketika gerakan euroskeptis mendapatkan dukungan di seluruh benua.
London berulang kali menyatakan ingin menjaga hubungan baik dengan sekutu Eropa mereka, tetapi pertempuran besar menanti, khususnya terkait kontribusi anggaran, imigrasi dan hubungan dagang masa depan.
Inggris menyatakan mereka setuju berpisah dan menjalin hubungan baru dengan Eropa dalam dua tahun.
"Kami akan berada di sana, berusaha keras berunding, memberikan apa yang dipilih oleh warga Inggris," kata May sebagaimana dikutip kantor berita AFP. (hs)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017