Saya berterima kasih karena telah menghapus Irak dari keputusan presiden itu

Washington (ANTARA News) - Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi berterima kasih kepada Presiden AS Donald Trump pada Senin atas penghapusan Irak dari daftar larangan perjalanan, yang dikenakan kepada beberapa negara berpenduduk mayoritas Muslim.

Ia juga mengatakan tekad menjalin kerjasama kuat dalam memerangi ISIS.

Kedua pemimpin itu duduk bersama di Gedung Putih untuk pertama kali sejak Trump menjabat pada 20 Januari. Abadi berusaha mencoba mengalahkan ISIS, yang merebut bagian dari wilayah Irak.

Setelah menerima permohonan Abadi, Trump memutuskan mengubah kebijakannya pada bulan ini agar untuk sementara waktu, larangan masuk wisatawan dari beberapa negara berpenduduk mayoritas Muslim tidak berlaku bagi warga Irak karena mempertimbangkan hubungan kerjasama negara itu dengan Amerika Serikat.

Sementara itu, 27 larangan perjalanan dan pembaruan dari keputusan presiden tersebut dibatalkan pengadilan federal.

Penentang kebijakan itu berpendapat bahwa larangan tersebut adalah bentuk diskriminasi terhadap Muslim dan melanggar jaminan AS terhadap undang-undang kebebasan beragama. Trump berpendapat bahwa kebijakan itu perlu diterapkan untuk menjaga keamanan nasional serta melindungi negara dari serangan teroris.

"Saya berterima kasih karena telah menghapus Irak dari keputusan presiden itu. Ini bentuk tanggapan positif atas permintaan warga Irak dan untuk jalinan hubungan lebih baik Amerika Serikat dengan Irak," kata Abadi kepada Trump.

Trump mengatakan kepada Abadi bahwa ia tahu pasukannya telah berjuang keras menghadapi kelompok pemberontak ISIS.

"Ini bukan pekerjaan mudah," kata Trump, "Ini pekerjaan yang sangat berat."

"Tentara Anda telah berjuang keras. Aku tahu mereka berjuang sekuat tenaga di Mosul," tambahnya.

"Tujuan utama kami adalah kita harus menyingkirkan ISIS. Kita akan menyingkirkan mereka. Itu akan terjadi. Itu akan terjadi sekarang," kata Trump menambahkan sebagaimana dikutip Reuters.

(Uu.Aulia/KR-AMQ)

Baca juga: (Trump teken larangan perjalanan baru)

Baca juga: (Kelompok HAM kritik larangan perjalanan baru Trump)

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017