Jakarta (ANTARA News) - DPP PPP menyatakan kekecewaannya atas hasil reshuffle kabinet yang baru saja disampaikan Presiden Yudhoyono karena dua kader PPP dicopot dari kabinet. "Penyusunan kabinet memang hak prerogatif Presiden, tapi seharusnya itu digunakan dengan mempertimbangkan dukungan partai politik," kata Ketua DPP PPP Emron Pangkapi menanggapi pengumuman reshuffle kabinet yang disampaikan langsung Presiden Yudhoyono di Istana Merdeka Jakarta, Senin. Menurut Emron, PPP merasa kecewa karena dua kadernya (Meneg BUMN Sugiarto dan Meneg PDT Syaifullah Yusuf) dicopot dan digantikan masing-masing oleh Sofyan Djalil dan Muhamad Lukman Edy. Dalam pandangan DPP PPP, Emron mengatakan, Presiden Yudhoyono seharusnya memperhitungkan suasana kebatinan PPP sebagai partai yang berkomitmen mensukseskan visi SBY-JK. "Penyusunan ini membuat kita mengkaji secara seksama, bagaimana posisi kita di pemerintahan SBY-JK ini," ujar Emron Pangkapi. Kenyataan ini, tegas Emron Pangkapi, telah merusak suasana kenyamanan PPP pasca muktamar dimana PPP dibawah kepemimpinan Suryadharma Ali memposisikan diri sebagai partai yang dekat dengan pemerintahan SBY-JK. "Kita mendapat pelajaran, apakah mereka benar teman yang sebenarnya," katanya. Sesaat sebelumnya Presiden Yudhoyono mengatakan bahwa tujuan perombakan kabinet terbatas yang dilakukan pemerintahannya bukan untuk giliran atau gantian. "Reshuffle terbatas ini bukan semacam giliran atau gantian. Mengapa saya sampaikan demikian karena masih mengalir permintaan dari banyak pihak atau kader parpol untuk duduk di dalam kabinet yang saya pimpin saat ini yang saya tafsirkan beliau-beliau ini menafsirkan dengan giliran atau gantian untuk duduk dalam pemerintahan," kata Presiden. Menurut Presiden, jika perombakan kabinet dilakukan hanya dengan tujuan untuk giliran atau bongkar habis secara menyeluruh tentu tidak sesuai dengan tujuan perombakan kabinet dan akan mengganggu pelaksanaan program-program pemerintahan yang sedang dijalankan.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007