Harapan kami masih sama, di mana laju rupiah dapat melanjutkan pergerakan positifnya, terutama untuk keluar dari tren mendatar
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin sore, bergerak menguat sebesar 48 poin menjadi Rp13.297, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.345 per dolar AS.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Senin mengatakan bahwa imbas dari pertemuan The Fed yang menaikkan tingkat suku bunga acuannya masih berimbas positif pada kurs rupiah di pasar mata uang dalam negeri.
"Berkurangnya risiko ketidakpastian dari The Fed itu membuat demand terhadap dolar AS berkurang dan berimbas pada terapresiasinya mata uang negara-negara berkembang, termasuk rupiah," katanya.
Pada pekan lalu, The Fed memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuannya dalam pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang berlangsung pada 14-15 Maret sebesar 0,25 basis poin ke posisi 0,75-1 persen.
Di sisi lain, lanjut dia, proyeksi pasar bahwa kenaikan suku bunga The Fed selanjutnya tidak akan terlalu agresif menambah tekanan bagi mata uang dolar AS.
"Harapan kami masih sama, di mana laju rupiah dapat melanjutkan pergerakan positifnya, terutama untuk keluar dari tren mendatar," katanya.
Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk Rully Nova menambahkan bahwa aliran dana asing yang masuk ke pasar keuangan domestik turut mempengaruhi fluktuasi rupiah.
"Pasar optimistis lembaga pemeringkat internasional Standard & Poors (S&P) akan menaikan peringkat Indonesia menjadi investment grade mengingat perekonomian Indonesia yang cukup stabil di tengah sentimen eksternal yang relatif masih melambat," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp13.329 dibandingkan hari sebelumnya (Jumat, 17/3) Rp13.342 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017