Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan bahwa tujuan perombakan kabinet terbatas yang dilakukan pemerintahannya bukan untuk giliran atau gantian. "Reshuffle terbatas ini bukan semacam giliran atau gantian, mengapa saya sampaikan demikian karena masih mengalir permintaan dari banyak pihak atau kader parpol untuk duduk di dalam kabinet yang saya pimpin saat ini yang saya tafsirkan beliau-beliau ini menafsirkan dengan giliran atau gantian untuk duduk dalam pemerintahan," kata Presiden dalam pidatonya di Istana Merdeka, Jakarta, Senin sore, saat mengumumkan perombakan kabinet. Menurut Presiden Yudhoyono, jika perombakan kabinet dilakukan hanya dengan tujuan untuk giliran atau bongkar habis secara menyeluruh tentu tidak sesuai dengan tujuan perombakan kabinet dan akan mengganggu pelaksanaan program-program pemerintahan yang sedang dijalankan. Sekalipun tidak dapat memakai nama-nama tersebut dalam perombakan kabinet kali ini Presiden mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mengusulkan atau menyarankannya. "Baik yang disampaikan tertulis maupun melalui sms, baik pula yang disampaikan sendiri oleh tokoh-tokoh yang bersangkutan atau melalui pihak lain," ujarnya. Presiden menilai niat dan tujuan penyampaian usulan nama-nama calon menteri itu pada dasarnya baik karena tokoh-tokoh itu ingin menyumbangkan tenaga dan pikirannya di jajaran kabinet untuk tujuan yang baik pula. "Terus terang nama-nama yang diusulkan oleh banyak pihak itu untuk menjadi menteri baik yang berasal dari DPR, DPRD, gubernur, parpol maupun profesional yang jumlahnya lebih dari 25 tokoh sesungguhnya mempunyai kapasitas yang layak untuk menjadi menteri," katanya. Akan tetapi, lanjut Presiden, jika permintaan itu dipenuhi maka perombakan kabinet tidak akan lagi sesuai dengan tujuannya semula. "Saya yakin pada masa mendatang, siapapun yang memimpin pemerintahan nanti, nama-nama baik yang ada pada saya memiliki peluang untuk duduk dalam di jajaran pemerintahan di lingkungan kabinet," katanya. Pada kesempatan itu Presiden menjelaskan bahwa tujuan dari perombakan kabinet adalah untuk meningkatkan efektivitas dan kinerja kabinet serta peningkatan kerjasama tim internal kabinet atau dapat juga disebut sebagai "orang yang tepat di posisi yang tepat`". "Saya harapkan akan bekerja lebih baik lagi dan lebih efektif lagi 2,5 tahun mendatang sampai batas akhir masa bakti kabinet,...dan juga berkaitan dengan apa yang sering kita dengar the right man in the right place sehingga lebih efektif dan meningkatkan lagi kinerja menteri yang bersangkutan," ujarnya. Presiden juga menjelaskan bahwa proses pengambilan keputusan sekalipun sepenuhnya merupakan kewenangan pribadinya sesuai dengan mandat konstitusi, tapi tetap dilakukan menggunakan sistem dan mekanisme yang akuntabel. Kepala negara menyebutkan bahwa dalam proses pengambilan keputusan telah meminta pendapat dan saran dari wakil presiden secara proporsional serta meminta pendapat dari para menteri koordinator terkait dengan kerjasama tim untuk memastikan bahwa koordinasi dalam kabinet lebih optimal. "Khusus menteri atau calon menteri dari parpol-parpol tertentu yang mengalami pergantian atau pemindahan posisi saya juga mengkonsultasikannya dengan pemimpin parpol-parpol tertentu walaupun keputusan akhir tetap ditangan presiden," tegasnya. Pada kesempatan itu Presiden Yudhoyono yang mengenakan kemeja batik mengatakan bahwa masing-masing menteri memiliki jasa dan sumbangan penting bagi kabinet pada khususnya dan bangsa pada umumnya sehingga dia berharap setiap menteri yang telah digeser tetap dapat mengabdi bagi bangsa dan negara.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007