Jakarta (ANTARA News) - Pembukaan Masa Persidangan ke-4 DPR di Gedung DPR/MPR Jakarta, Senin yang semula berjalan mulus tiba-tiba diakhir rapat paripurna diwarnai kemarahan anggota Fraksi Partai Bintang Reformasi (PBR) yang mempersoalkan keberadan Wakil Ketua DPR dari unsur PBR, Zaenal Maarif.
Kemarahan ditunjukkan Zainal Abidin Husein yang mewakili rekan-rekannya di Fraksi PBR. Dia melakukan interupsi untuk mempersoalkan mengapa Zaenal Maarif yang telah dicopot oleh DPP PBR masih menjabat Wakil Ketua DPR. Namun interupsi itu dilakukan ketika Ketua DPR Agung Laksono telah menutup rapat paripurna.
Interupsinya tidak ditanggapi karena palu penutupan rapat paripurna sudah ketuk. Zaenal kemudian menggebrak meja sekeras-kerasnya sehingga seluruh anggota di ruang rapat paripurna terhenyak.
Zaenal Abidin Husein kemudian mendatangi meja pimpinan Ketua DPR untuk menyampaikan desakan agar pimpinan memberhentikan Zaenal Maarif.
Kemarahan Zaenal Abidin itu tidak berlanjut karena rapat sudah ditutup dan anggota DPR mulai ke luar ruang paripurna.
Pasca Muktamar PBR di Bali terjadi konflik di internal partai ini. Zaenal Maarif yang tersingkir dari rivalitas memperebutkan posisi Ketua Umum DPP PBR menganggap hasil muktamar tidak sah. Dia yang dikalahkan Bursah Zarnubi kemudian membentuk kepengurusan PBR menandingi kepengurusan yang dibentuk Bursah.
Manuver Zaenal Maarif itu menimbulkan kegerahan di DPP PBR versi Bursah Zarnubi. Zaenal Maarif kemudian ditarik dari jabatannya oleh DPP PBR pimpinan Burzah. Zaenal Maarif menolak penarikan itu yang kemudian ditanggapi lebih serius oleh Burzah Cs.
Fraksi PBR kemudian meminta pimpinan agar memecat Zaenal Maarif. Namun pimpinan menganggap pemecatan Zaenal itu belum tepat karena belum ada rekomendasi dari Ketua Dewan Syuro DPP PBR KH Zainuddin MZ.
Persoalan tersebut belum tuntas sehingga anggota Fraksi PBR tidak sabar karena Zaenal masih kukuh di posisinya sebagai Wakil Ketua DPR.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007